Kamis, 25 November 2010

SS IV M9 2010

Oktober - Desember 2010

Pelajaran 9

Diterjemahkan Oleh : Joel Munte

 

 

:: RIZPA:  Pengaruh Kesetiaan ::

 

“Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok” Maz 91:4

 

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

         

Sabbath

20 Nopember

2 Sam. 21:7–13

Pendahuluan

Menjadi Terkenal atau Tidak

 

Beberapa tahun yang lalu, saya membayangkan diri saya menjadi seorang kontestan sebuah acara kuis di televisi. Ketika tiba giliran saya, saya beruntung dapat memilih topik kesenangan saya yaitu eksplorasi luar angkasa. Saya membayangkan diri saya berhadapan dengan pembawa acara sambil berkata dalam hati kalau dia tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa. Saya sangat siap ketika pertanyaan pertama disampaikan: “Siapakah manusia pertama di luar angkasa?” “Kosmonot Rusia Yuri Gagarin,” jawab saya dengan mudah dan dengan cepat bertanya ke pertanyaan selanjutnya. “Siapakah manusia pertama di bulan dan apa nama misinya?” Mudah sekali. Astronot dari Amerika Neil Amstrong dan misinya bernama Apollo 11. “Apa nama dari badan antariksa Amerika, dan siapa pemimpinnya pada masa-masa persaingan ke ruang angkasa?” Nama badan antariksa itu adalah NASA dan badan itu dipimpin oleh ilmuwan roket yang terkenal bernama Werner von Braun.”

 

Tidak begitu banyak yang mengetahui mengenai Korolev sampai beberapa tahun setelah kematiannya

 

“Apa nama satelit pertama di ruang angkasa?” OK, pertanyaan ini sungguh sangat menantang pengetahuan saya tentang program ruang angkasa Rusia (USSR). Saya menjelaskan dengan rinci bahwa Rusia adalah negara yang pertama yang meluncurkan satelit bernama Sputnik I pada tanggal 4 Oktober 1957. Baru saja saya ingin menyandarkan punggung saya pertanyaan selanjutnya ditanyakan, “Siapakah Sergei Korolev?” Satu detik lewat, dua detik, tiga detik…tapi pikiran saya tetap kosong.

Teeeeeettttt! Bel berbunyi, dan pada saat yang bersamaan saya kehilangan kesempatan untuk memenangkan kuis. Kenapa? Hanya karena disebabkan nama yang tidak saya ketahui? Seseorang yang saya belum pernah dengar sebelumnya atau tidak pernah saya perhatikan waktu mempelajari sejarah ruang angkasa? Tentu saja Korolev bukanlah salah seorang dari orang terkenal yang saya ketahui yang berhubungan dengan ekplorasi ruang angkasa. Saya mengetahui kemudian bahwa Korolev tidak terkenal adalah karena kerahasiaan yang melingkupi program luar angkasa Rusia. Orang hebat Rusia yang bertanggung jawab atas kesuksesan awal Rusia ini hanya dikenal dengan nama “si Perancang Utama”.

Tidak begitu banyak yang mengetahui mengenai Korolev sampai beberapa tahun setelah kematiannya. Pasti Korolev merasa kecewa kalau melihat semua perhatian media hanya tertuju kepada saingannya di Amerika, yaitu Werner von Braun, sementara tidak ada seorangpun yang mengenalnya. Serupa dengan hal itu, di dalam Alkitab, bagitu banyak orang-orang yang ikut terlibat membentuk sejarah Alkitab tetapi banyak diantara kita yang tidak pernah memperhatikannya. Minggu ini, kita akan mempelajari mengenai Rizpa, seorang wanita biasa yang mempunyai pengalaman hidup luar biasa. Melalui kemauannya yang keras, ketekunan hatinya, semangatnya, dia memperoleh perhatian Raja Daud dan mudah-mudahan dalam minggu ini, perhatian kita juga.

 

Joshua Mochache, Cedar Hill, Texas, U.S.A.


Minggu

21 Nopember

 

Logos

Kesetiaan Mengilhami Kesetiaan

Ul. 30:19; 2 Sam. 3:6–11; 21:1–14; Mark 13:13

 

 

“Pilihlah Kehidupan” (Ul 30:19)

 

Semua keputusan yang kita ambil memiliki konsekuensi yang akan mempengaruhi orang lain. Semua keputusan yang bertanggung jawab yang diambil bukan saja akan membawa berkat kepada orang-orang yang setia dan keturunannya juga. Inilah yang Ulangan 30:19 tunjukkan dengan mengajak kita untuk memilih kehidupan.

 

Sungguh suatu hari yang tragis untuk Rizpa

 

Sejarah mengajarkan kita bahwa generasi masa depan kadangkala memanen buah yang disemai oleh para leluhur mereka. Jika orang sudah korup dan tidak bermoral, akibat dari perbuatan mereka bukan hanya akan mempengaruhi mereka, tetapi juga orang-orang yang lahir setelah mereka. Sebaliknya, jika seseorang selalu tekun dan setia, generasi sesudah mereka juga akan terberkati oleh kesetiaan mereka. Hal ini terjadi sama halnya dengan pengaruh orang tua terhadap anak-anaknya. Bicara mengenai perceraian, Dr. Kenneth Bateman menulis bahwa: “Anak-anak mungkin akan ikut terpengaruh oleh perkawinan orang tuanya yang berantakan; kegiatan sekolah yang terbengkalai, demikian juga dengan kepercayaan dirinya, kemarahan yang meledak-ledak, depresi, dan selalu menyalahkan diri sendiri, selalu bertentangan dengan otoritas yang ada, dan kemampuan mereka sendiri untuk memiliki perkawinan yang baik (karena panutan dan sistem keluarga yang tidak baik). Sebaliknya, ketika kita memilih kehidupan dan membuat keputusan yang bertanggung jawab, kita sedang mempengaruhi mereka dengan pengaruh kita juga.

Sudah jelas bahwa Yesus datang ke dunia ini bukan hanya untuk mati ganti dosa-dosa kita, tetapi juga hidup diantara kita dengan menunjukkan cara yang praktis bagaimana hidup dengan setia. Tanpa mengurangi pentingnya arti kematian Yesus untuk keselamatan kita, perlu juga untuk mengetahui bahwa rencana keselamatan Allah ini berjalan selama tiga hari. Selain itu, Yesus menghabiskan 33 tahun hidupnya tinggal diantara orang-orang biasa sehingga mereka bisa terinspirasi untuk hidup setia. Oleh sebab itu, kesetiaan kita kepada Allah adalah bukan hanya mengenai kita. Akan tetapi mengenai orang lain juga, beberapa diantaranya tidak pernah kita ketahui.

 

Kesetiaan menghasilkan perhatian (2 Sam  3:6–11; 21:1–14)

 

Rizpa, yang namanya berarti “batubara atau batu panas” hidup dengan mencerminkan arti namanya sesunguhnya dengan cara yang luar biasa. Sebagai tanggapan dari permintaan orang-orang Gibeon, dan juga mungkin untuk alasan politik pribadinya, Daud menyerahkan ke tangan mereka tujuh orang keturunan Saul untuk dibunuh sebagai balasan atas perlakuan Saul yang membunuh banyak orang-orang Gibeon. Diantara orang-orang tersebut terdapat dua orang anak-anak Rizpa. Anak-anak ini kemungkin adalah penerus dari tahta Saul karena tiga kakak mereka yang tertua telah mati di medan perang dan salah satu adiknya bernama Eshbaal telah dibunuh (I Samuel 14; II Samuel 4)

Sungguh suatu hari yang tragis untuk Rizpa. Dia bisa saja melawan. Namun sebaliknya, dia menjaga mayat-mayat yang tergantung (2 Sam 21:9) yaitu anak-anaknya sendiri dari serangan burung-burung dan binatang-binatang pemangsa. “…dari permulaan musim menuai sampai tercurah air dari langit ke atas mayat mereka; ia tidak membiarkan burung-burung di udara mendatangi mayat mereka pada siang hari, ataupun binatang-binatang di hutan pada malam hari.”(2 Sam 21:10). Ini menunjukkan bahwa “Rizpa berjaga-jaga dengan setia dalam waktu yang lama”

Ketika Daud mendengar akan keteguhan hati Rizpa, dia pergi ke gunung batu itu, menurunkan mayat-mayat yang tergantung disana dan menguburkannya.

 

Kesetiaan itu Mahal (Mar 13:13)

  

Kesetiaan tidak selalu membawa pengalaman yang menyenangkan. Kesetiaan yang sejati kadang-kadang membutuhkan harga yang harus dibayar. Dalam Markus 13:13, Yesus memberitahukan dengan jelas bahwa mereka yang berada di sisi Allah akan dibenci semua orang. Walaupun konteks ayat ini adalah mengenai masa kesudahan dunia, banyak orang-orang Kristen yang sudah mengalami peristiwa kebencian ini. Banyak orang yang dengan cepat membenci mereka yang mengikuti Kristus, mereka sebenarnya tahu apa yang benar di hati mereka, namun mereka memilih untuk tidak berubah. Kesetiaan kita, telah membuat mereka merasa tidak nyaman.

Paulus menyadari hal ini sewaktu dia berkata, “Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan (2 Kor 2:16). Jadi janganlah kita menjadi tawar hati dalam usaha kita menjadi orang yang setia ditengah-tengah orang-orang yang tidak. Akan tetapi, biarlah perbedaan itu membuat kita yakin bahwa “Allah ada ditengah-tengah kamu!” (1 Kor 14:25)

 

REAKSI

1.   Sampai sejauh mana kesetiaanmu jika dibandingkan dengan kesetiaan yang dimiliki oleh Rizpa?

2.   Bagaimana bisa seseorang tidak memiliki iman?

3.   Jika kesetiaan itu tidak membutuhkan pengorbanan, apakah anda pikir akan lebih banyak lagi orang yang menerima Kristus dan menghidupkan ajaranNya? Jelaskan jawaban anda.

4.   Apa yang dimaksud dengan kesetiaan yang membutuhkan pengorbanan itu akan membuat kesetiaan lebih bermakna?

5.   Coba pikirkan orang-orang yang setia yang ada di kehidupan andara. Bagaimana kesetiaan mereka mempengaruhi kehidupan anda?

6.   Coba pertimbangkan kesetiaan anda dan efeknya terhadap teman dan keluarga anda

Obed Soire, Okinawa, Japan

1. Dr. Kenneth Bateman. Amber University. http://www.alicebaland.com/ALSCResources/REMADivorceFacts.htm (accessed June 4, 2009).
2. Eastons Bible Dictonary.
http://www.bible-history.com/eastons/R/Rizpah (accessed June 8, 2009)

3. Diana Edelman. Jewish Women: A Comprehensive Encyclopedia,
http://jwa.org/encyclopedia/article/rizpah-bible (accessed August 19, 2009).

4. The SDA Bible Commentary, vol. 2, p. 697.

 

 


Senin

22 Nopember

2 Sam. 21:10

Kesakisan

Karung dan Kerinduan

 

Tapi walaupun mereka telah mati, aku menghargai hubungan yang kami pernah miliki.” Rizpa telah berketetapan hati untuk menyatakan keinginan hatinya dibawah kain karung yang dikenakannya—bukan hanya untuk satu atau dua jam saja, atau satu atau dua hari saja, bahkan bukan untuk satu atau dua minggu saja—tapi dari musim semi hingga musim gugur. Dia bukan hanya ingin menyampaikan kesedihan hatinya. Dia hanya ingin menunjukkan komitmennya dari awal masa panen sampai dengan musim penghujan. Begitulah bagaimana pengaruhnya dirasakan. Begitulah caranya dia dapat mempengaruhi Raja Daud. Apakah kita mempunyai keteguhan hati seperti itu? “Adalah karakter dan pengalaman kita yang akan menentukan pengaruh kita terhadap orang lain. Untuk meyakinkan orang lain akan kuasa kasih karunia Kristus, kita harus merasakan kuasaNya terlebih dulu dalam hati dan kehidupan kita…Hanya oleh iman yang hidup di dalam Kristus sebagai Juruselamat pribadi kita yang memungkinkan pengaruh kita dirasakan di didunia yang tidak percaya ini.”1

 

Rizpa setia pada apa yang dipikirnya benar

 

Walaupun dalam pemikiran kita bahwa adalah sia-sia untuk menjaga mayat anak-anaknya, Rizpa setia pada apa yang dipikirnya benar untuk dilakukan, dan kita juga harus demikian. “Tidak ada seorangpun yang dapat tahu apa yang mungkin menjadi maksud Allah dalam kedisiplinanNya; tetapi semua orang harus yakin bahwa kesetiaan di dalam hal-hal kecil adalah bukti dari kesiapan kita terhadap tanggung jawab yang lebih besar lagi.”2

Pengaruh dari keteguhan hatinya telah membuat Raja bertindak. Apakah dia tahu atau tidak, aksinya menghasilkan sebuah aksi yang lebih besar. Sehingga, “ratusan dan ribuan telah tertolong oleh pengaruh kita. Pengikut Kristus yang sejati telah menguatkan hidup orang banyak yang telah ditemui.”3

Dari balik kain karung, Rizpa telah menggugah hati raja untuk bertindak. Biarlah penyerahan diri kita yang tulus dapat selalu menjadi pusat dari tindakan kita yang akan mempengaruhi orang lain. “Lingkaran pengaruh kita mungkin saja kecil, kemampuan kita terbatas, kesempatan kita sedikit, pencapaian kita terbatas; walaupun demikian kemungkinan yang indah adalah mungkin menjadi milik kita dengan menggunakan kesempatan yang ada pada kita dengan setia.”4

 

REAKSI

1.Bagaimana Rizpa mengilhami anda untuk menggunakan apa yang ada pada anda untuk sesuatu yang baik?

2.Aksi Rizpa telah membuat seorang Raja bertindak, dan yang membuatnya hanyalah sebuah kain karung dan keteguhan hati. Bagaimana anda dapat menggunakan apa yang sedikit yang ada pada anda untuk dapat mempengaruhi seseorang yang membutuhkan pengalaman akan kasih Allah?

Elvis Mogoi, Wilmington, Delaware, U.S.A.


Selasa

23 Nopember

Bukti

Kelemah Lembutan atau Kelemahan

2 Sam 21:1–14

 

Buku II Samuel menuliskan tentang seorang yang dengan sungguh-sungguh ingin menjadi seorang pemimpin yang hebat sekaligus tetap menjadi hamba Allah. Sayangnya, dia sering tertangguh dengan kemanusiaannya yang tidak sempurna. Karakter pendukung di Alkitab seperti Rizpa diceritakan dengan menarik, walaupun kadangkala terlupakan, jika dibandingkan dengan tokoh utama, yaitu Daud, yang walaupun berdosa, tetap menjadi seorang yang ada di hati Allah—seorang yang menunjukkan penyesalan, seorang yang bersemangat, dan yang selalu mempunyai tujuan. Adalah mungkin bahwa buku II Samuel dituliskan oleh nabi Natan dan Gad si pelihat (I Taw 29:29). Sebagai tambahan untuk ini, informasi dari sumber lain yang disebut Kitab Orang Jujur mungkin saja ikut ditambahkan (I Sam 1:18). Kejadian-kejadian yang terjadi di buku ini terjadi antara tahun 1004 dan 971 SM. Jadi, dapatkah kita mengambil suatu pelajaran dari cerita yang terjadi bertahun-tahun sebelumnya mengenai kerajaan yang Allah sendiri sebutkan akan tetap selama-lamanya?

 

Melalui cerita seperti kisah Rizpa …kita ditantang untuk membaktikan hidup kita hanya kepada Yesus

 

Coba perhatikan perkataan Allah kepada Raja Israel yang baru: “’ Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.'' (II Sam 7:16). Pada kenyataannya Daud meninggal dan tidak ada raja yang sekarang berkuasa di Israel saat ini.  Jadi apakah yang kokoh untuk selama-lamanya? Alkitab seringkali menghubungkan Yesus sebagai anak Daud. Janji itu tetap selamanya di dalam Yesus Kristus. Yesus, anak Daud, melalui kematian dan kebangkitanNya membangun sebuah kerajaan yang akan berlangsung untuk selama-lamanya. Dengan iman kita dapat menjadi bagian dari kerajaan tersebut. Melalui cerita seperti kisah Rizpa yang menunjukkan orang-orang biasa yang menunjukkan komitmen dan iman yang luar biasa, kita ditantang untuk membaktikan hidup kita hanya kepada Yesus, sang pendiri kerajaan itu.  Melalui kehidupan Rizpa yang tampaknya tidak penting, kita dapat menyadari bahwa kita juga harus hidup walau bagaimanapun terbatasnya hidup kita terlihat jika dibandingkan dengan hal-hal lain yang luar biasa besar, dengan dedikasi dan keteguhan hati. Kita harus mendapatkan dorongan dan semangat dari cerita seperti cerita Rizpa ketika kita dihadapkan dengan tantangan dan situasi yang tidak nyaman. Kita musti ingat bahwa kita harus tetap bertahan sampai pada kesudahannya agar dapat tetap tinggal dalam kerajaan Allah (Markus 13:13). Buku II Samuel mengingatkan kita bahwa Allah tetap memegang teguh janjiNya. Tidak ada satupun yang dapat merubah hal itu. Kristus akan bertahta sampai selama-lamanya—saat ini dalam hati kita dan pada akhirnya di dalam dunia dan langit yang baru. Dengan tetap setia kepadaNya, kita memilih kehidupan—sekarang dan selamanya (Ulangan 30;19).

 

REAKSI

Apa perbandingan yang bisa kita buat antara kasih Rizpa kepada anak-anakNya dan kasih Allah kepada anak-anakNya, sebagaimana ditunjukkan dalan Yesaya 49:15?

Enock Mochache (assisted by Barbra and Josene), Calhoun, Tennessee, U.S.A.


Rabu

24 Nopember

 

Mark 9:14–29; 13:13

Bagaimana

Tetap Setia Dalam Susah dan Senang

 

Banyak diantara kita merasa tidak sesuci dan sepenting dari anggota jemaat lain di gereja kita sehingga kita merasa tidak masalah jika tidak setia setiap saat dan di setiap kesempatan. Lagi pula, orang-orang pasti sudah berpikir mengenai hal-hal yang buruk tentang kita, jadi buat apa susah-susah untuk tetap setia jika tidak ada seorangpun yang percaya akan kejujuran kita? Saya membayangkan inilah perasaan Rizpa waktu anak-anaknya diserahkan kepada orang Gibeon untuk digantung. Mengapa harus susah-susah untuk menjaga mayat anak-anaknya pada saat tidak ada seorangpun yang peduli untuk menguburkannya? Kenapa Daud harus peduli akan gundik musuhnya yang telah kalah? Kenapa dia harus menolong wanita yang dituduh mempengaruhi Abner untuk meninggalkan pemerintahan Saul? Walaupun reputasinya yang diragukan, Rizpa dengan setia menjaga mayat anak-anaknya berbulan-bulan lamanya—sampai Daud memberikan mereka penguburan yang layak. Kesetiaan seorang gundik telah menghasilkan belas kasihan seorang raja.

 

Kesetiaan seorang gundik telah menghasilkan belas kasihan seorang raja

 

Bagaimana kita dapat tetap setia baik dalam keadaan senang dan susah? Bagaimana seseorang dapat memiliki iman walaupun reputasinya telah rusak? Saya percaya iman yang seperti itu dapat diperoleh jika kita melakukan ketiga hal ini:

Berhenti beranggapan bahwa hidup orang Kristen akan terus senang dan mudah. Di dalam Markus 13:13, Yesus berkata kepada murid-muridNya, “Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya ia akan selamat.'' Disini kita belajar bahwa kita harus tetap setia sampai akhir, hingga pada akhirnya kita diselamatkan. Kalau misalnya hal ini mudah, Ia tidak mungkin menggunakan kata “bertahan”. Jadi berhentilah beranggapan bahwa dengan menjadi anak Allah, hidup kita akan sama seperti berjalan di taman.

Kita harus meminta Allah untuk menjaga kita tetap setia, karena kita tidak mungkin untuk melakukannya dengan usaha kita sendiri. Kita harus sama seperti seorang ayah yang setia di dalam Markus 9:14-29 yang berseru kepada Yesus, “''Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!''

Kita harus menyadari bahwa reputasi yang sesungguhnya adalah menjadi anak-anak Allah. Hanyalah dengan mengingat bahwa selama kita menjadi orang berdosa, Allah sangat mengasihi kita sehingga Ia mengutus anakNya untuk mati bagi kita, kita dapat menyadari bahwa yang paling penting adalah tetap menjadi setia kepadaNya.

 

REAKSI

1.       Kenapa menurutmu banyak orang Kristen yang percaya bahwa kehidupan mereka seharusnya menjadi lebih mudah karena mereka seorang Kristen?

2.       Kenapa banyak diantara kita begitu fokus untuk memperhatikan apa yang orang pikirkan tentang kita dibandingkan dengan apa yang Allah pikirkan tentang kita?

 

Trufosa Mochache, Cedar Hill, Texas, U.S.A.


Kamis

25 Nopember

 

Pendapat

Kedamaian Yang Benar ditemukan dalam Kerendahan Hati Kita

2 Sam 21:1–14; Rom. 12:8

 

Minggu ini kita telah mempelajari mengenai Rizpa, gundik Saul. Kisahnya tampak aneh, dan perannya dalam cerita tersebut tampak tidak masuk akal. Apakah itu maksud Allah membiarkan anak-anak Rizpa untuk mati membayar dosa ayah mereka? Tampaknya sangat tidak benar kalau Rizpa harus menderita kehilangan walaupun mereka tidak bersalah atas apa yang terjadi kepada orang-orang Gibeon. Apa yang disampaikan oleh cerita ini mengenai sifat Allah? Sewaktu saya mempelajari kisahnya, saya menemukan beberapa jawaban.

 

Balas dendam bukanlah jawaban.

 

Raja Daud tidak berkeluh kesah, berpikir keras apa yang orang-orang akan lakukan tanpa panen ataupun padang rumput untuk memberi makan domba-domba dan sapi-sapi mereka. Dia pergi bertanya kepada Allah kenapa bala kelaparan terjadi. Ketika kita tidak mengerti akan apa yang terjadi dalam kehidupan kita, kita harus mencari petunjukNya. Tapi kita tidak boleh berhenti mencari petunjukNya sama seperti yang telah dilakukan oleh Daud. “Ketika berhadapan dengan orang-orang Gibeon, Daud tidak bertanya kepada Allah sebagaimana seharusnya dia harus lakukan…walaupun dalam…sifat nya yang benar dan teguh, jika saja dia bertanya kepada Allah, mungkin jalan yang lebih baik akan terjadi.* Karena Daud tidak menanyakan pendapat Allah dalam segala hal, dia harus memperbaiki apa yang terjadi dengan orang-orang Gibeon dalam hal yang tidak menghormati Allah.

Setelah dia menyerahkan keturunan Saul kepada orang-orang Gibeon, Rizpa bisa saja balas dendam atas kematian anak-anaknya. Akan tetapi, dia melaksanakan tugasnya sebagai seorang ibu dengan menjaga mayat anak-anaknya yang sudah mati dari ketidaklayakan. Ketika Daud mendengar akan keberaniannya, Daud memutuskan untuk mengikuti contoh yang ditunjukkan Rizpa dengan cara menghormati Saul, Yonatan, dan mereka yang digantung, dengan memberikan penguburan yang layak. Hanya dengan cara inilah baru bala kelaparan itu berakhir.

Kita tidak tahu apa yang akan terjadi kalau seandainya Daud bertanya kepada Allah untuk yang kedua kalinya dibandingkan dengan datang kepada orang-orang Gibeon. Walaupun demikian, saya pikir kita dapat perhatikan bahwa rekonsiliasi dengan Allah dapat dicapai dengan kasih, bukan dengan menunjukkan balas dendam. Hal ini bukan hanya untuk Daud dan Rizpa, tapi juga untuk masing-masing kita. Balas dendam bukanlah jawaban. Jika anda ingin seperti Kristus, ikutilah contoh yang diberikan Rizpa. Carilah damai dan rekonsiliasi dari padaNya. “Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! (Roma 12:18). Dalam melakukan hal itu, kita telah merefleksikan sifat Allah.

 

REAKSI

1.       Apakah rekonsiliasi itu berarti duduk dengan manis dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa? Jika demikian, bagaimana?

2.       Apakah ada situasi dalam hidupmu yang membutuhkan rekonsiliasi?

 

Bianca Acosta, Rancho Cucamonga, California, U.S.A.


Jum’at

26 Nopember

Eksplorasi

Keran Kesetiaan

2 Sam. 21:1–14

 

SIMPULKAN

Dikuasai oleh manusia, hidup Rizpa tunduk kepada keputusan seperti keputusan tunggal Daud yang sebenarnya dapat dipertanyakan untuk mengakhiri bala kelaparan yang sudah berlangsung lama—yaitu dengan cara memberikan anak-anak Rizpa dan Saul bersama-sama dengan cucu-cucu Saul untuk dieksekusi. Rizpa tentu saja tidak dapat mengendalikan situasi ini, tapi dia dapat mengendalikan reaksinya atas situasi tersebut. Dia berdiri tidak bergeming 24 jam sehari 7 hari seminggu disamping mayat anak-anaknya selama lima bulan lamanya. Kesetiaan dan keteguhannya sampai kepada Daud, dan dengan terlambat datang mengambil mayat anak-anak dan cucu-cucu Rizpa dan menguburkannya bersama-sama dengan tulang-tulang dari Saul dan Yonatan. Kesetiaan telah berbicara lebih keras daripada kata-kata di dunia yang biasa dengan aksi-aksi yang mementingkan diri sendiri.

 

PERTIMBANGKAN

·        Perhatikan arti nama dari Rizpa—“batu bara atau batu panas”—dengan cara menyalakan sebuah briket batubara di dalam kaleng atau tempat yang tahan api. (Tetap gunakan cara yang aman). Begitu dinyalakan, batubara itu akan memberikan hangat yang tetap sama. Seberapa sering anda menemukan sumber kesetiaan yang selalu sama?

·        Nyanyikan agu “Great is Thy Faithfulness” (no.100 dalam buku “Seventh-day Adventist Hymnal) dan bandingkan kesetiaan anda dengan kesetiaan yang ditunjukkan oleh Allah

·        Cari di internet dengan menggunakan kata kunci “Rizpa” dan “seni Alkitab/Bible art”. Cari ada berapa karya senin yang menunjukkan keteguhan Rizpa

·        Bacalah puisi dari Alfred Tennyson berjudul “Rizpa” dan bandingkan dengan cerita yang terdapat di Alkitab. Apa kesamaannya? Apa perbedaannya?

·        Bacalah cerita yang terdapat dalam II Samuel 21:1-14 dalam konteks hukum yang kedua—dosa bapak akan ditanggungkan kepada ketutunan kedua dan ketiga.

·        Cari di kamus arti dari kesetiaan, dedikasi, dan ketabahan. Bagaimana kata-kata tersebut dijelaskan dan apa contoh yang bisa kamu berikan?

·        Carilah air mancur air panas “yang selalu setia” (“old faithful”) di taman nasional Yellowstone di Amerika Serikat untuk mempelajari berapa lama air mancur itu bisa ada disana.

 

HUBUNGKAN

The SDA Bible Commentary, vol. 2, pp. 696, 697; Edith Dean, All the Women of the Bible, pp. 109–112, 282, 291; Voices of Faith: Women of the Bible Speak to Christian Women Today, (Grand Rapids, Mich.: World Publishing).

 

Norma Sahlin, Springboro, Ohio, U.S.A.

 



1 The Ministry of Healing, p. 469.

2 Education, p. 61.

3 Prophets and Kings, p. 348.

4 The Adventist Home, p. 33.

* John Darby’s Synopsis.   http://www.ewordtoday.com/comments/2samuel/darby/2samuel21.htm (accessed August 20, 2009).

 

.

 

 

 


Renungan :

 

IA SETIA

 

Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat.
2 Korintus 5:7

 

 

Akan ada saat-saat di dalam kehidupan spriritual Anda ketika Anda merasa seakan-akan sorga tertutup di hadapan Anda. Anda mungkin bertanya-tanya apakah Allah telah melupakan Anda atau Anda telah melakukan sesuatu yang mengecewakan Dia. Tetapi tidak ada apapun yang Anda lakukan dapat mengejutkan Allah. ia mahatahu dan sepenuhnya sadar akan setiap tindakan Anda.

 

Bahkan pada saat-saat Anda gagal, kasih Allah tidak berkesudahan. Ia mengasihi Anda tanpa syarat. Perhatian-Nya bukan didasarkan pada prestasi Anda, tetapi pada kasih karunia-Nya. Anda tidak pernah dapat berusaha untuk memperoleh kasih Allah. Ia peduli pada Anda saat Anda terjatuh, sama seperti ketika Anda dekat disisi-Nya. Ini bukanlah alasan untuk berbuat dosa, tetapi suatu kesempatan untuk belajar mengasihi-Nya lebih baik lagi.

 

Sepanjang jalan iman, Anda pasti menghadapi masa-masa pencobaan dan kesukaran saat Anda merasa seakan-akan Anda benar-benar terpisah dari Allah. Namun demikian, Anda tidak boleh hidup karena melihat, tetapi di dalam janji-Nya bahwa ia tidak akan pernah meninggalkan Anda (Ibrani 13:5,6)

 

Iman selalu memandang melampaui yang ada sekarang ini menuju yang abadi. Saat Anda merasa Allah tidak melakukan apapun di dalam hidup Anda biasanya merupakan saat-saat dimana Ia sedang melakukan yang terbaik. Tabahlah. Ia mungkin melindungi Anda di bawah perlindungan-Nya sementara Ia mengerjakan detil-detil yang perlu untuk kemajuan Anda. Percayalah kepada-Nya maka Anda akan mendapati bahwa Ia setia.

 

-------oo000O000oo-------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar