Jumat, 26 November 2010

SS II M6 2010

April - Juni 2010

Pelajaran 6 (M1/Mei)

Diterjemahkan Oleh:  Daniel Saputra

Iman & Penyembuhan

“Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya (Yes. 26:3)

 

Sabbath, 1 MEI

Matt. 15:21–28; John 15:7; 1 John 3:22   

Pendahuluan

Iman Yang Besar dan Penyembuhan Yang Sebenarnya

Matius 15:21-28 adalah cerita yang ajaib tentang bagiamana iman dapat membantu proses penyembuhan:

“Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon.  Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."  Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid- Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak. "  Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."  Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."  Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."  Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."  Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki. " Dan seketika itu juga anaknya sembuh.

“Perempuan ini mempunyai iman. (a) Iman yang bertumbuh dalam hubungan dengan Yesus.  Dia mulai memanggilnya sebagai Putra Daud; itu adalah gelar yang populer, gelar politis.  Suatu gelar yang memandang Yesus sebagai Pekerja yang besar, berkuasa dan ajaib.  Dia datang meminta kebaikan dari seseorang yang dianggapnya orang yang berkuasa dan besar.  Akhirnya dia memanggil Yesus sebagai Tuhan.”*

Iman yang benar bergantung pada janji-janji yang ada di firman Allah, dan hanya kepada orang yang mematuhi FirmanNYA dapat menuntut janji kemuliaan itu.  Bacalah Yohanes 15:7 dan 1 Yoh. 3:22.

Sama seperti perempuan yang menerima penyembuhan yang benar bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga bagi putrinya, demikian pula kita dapat disembuhkan jika kita berserah secara total kepada Allah.  Komitmen ini bukan hanya dinyatakan oleh hati tetapi juga oleh pikiran.  Minggu ini topik pelajaran kita adalah pengaruh kuasa dari pikiran terhadap tubuh kita.

REAKSI

Kutipan dari Barclay mengatakan bahwa iman perempuan itu bertumbuh pada waktu dia berbicara dengan Yesus.  Bagaimana hal ini bisa terjadi, karena dia baru pertama kali bertemu Yesus?

____________ * William Barclay, The Gospel of Matthew, vol. 2 (Philadelphia, Penn.: Westminster Press, n.d.), p. 123.

Dwayne Dharma Ricky, Jakarta, Indonesia

 

Minggu, 2 MEI

Bilangan. 21:4–9; Amsal. 17:22; 1 Kor. 13:13         

Bukti -- > Ular Tembaga

Pada waktu masih kanak-kanak, saya bertanya-tanya kenapa mesti berdoa sebelum makan obat.  Sebagai orang dewasa, sekarang saya menyadari bahwa berdoa sebelum makan obat membantuku fokus ke Penyembuh Utama, Yesus Kristus.

Dunia ini tidak murni karena dosa.  Dosa mengakibatkan banyak penyakit.  Karenanya dosa telah merusak daya tahan tubuh kita.1  Tetapi, iman dalam Yesus, kasih kita kepadaNYA, dan pengharapan yang diinspirasikannya kepada kita dapat menjadi obat yang berkuasa. Saya percayakan semuanya kepadaNYA

Cerita yang kita baca di Bilangan 21:4-9 merupakan bukti bahwa iman dalam Yesus dapat menyembuhkan.  Tuhan mengatakan kepada Musa, "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup." (Bilangan 21:8).  Pada kejadian itu, ular di tongkat itu menyimbolkan Yesus.  Pada waktu orang-orang memandang kepada ular di tongkat itu, mereka yang mempunyai iman pada Juruselamat akan disembuhkan.

David B. Larson adalah presiden direktur dari Pusat International Integrasi Kesehatan dan Kerohanian di Rockville, Maryland, USA.  Dr. Larson adalah pioner dalam penelitian ilmiah mengenai hubungan antara iman dan kesehatan.  Dia menulis: “Cara yang tampaknya membantu (pada waktu seseorang sakit) adalah pada saat orang itu melihat dirinya sendiri berpartner dengan Allah: saya melakukan ini bersama-sama dengan Allah dan saya mempelajari hal ini melalui pengalaman.  Cara menghadapi yang lain yang dapat membantu adalah sikap, Jadilah Kehendak Allah.  Saya percayakan semuanya kepadaNYA.”2

Mohammad Siahpush adalah profesor promosi kesehatan di Fakultas Kedokteran Universitas Nebraska (USA).  Dia menyatakan bahwa “segala sesuatunya sederajat, jika anda senang dan puas dengan hidupmu saat ini, anda akan punya peluang tetap sehat dimasa depan.  Lebih penting lagi, hasil kami independent dari beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan, seperti merokok, aktifitas fisik, minum alkohol dan umur.”3

REAKSI

Renungkan penyataan Dr Larson diatas.  Jika anda saat ini tidak merasa bekerjasama dengan Allah, apa yang dapat anda lakukan untuk memperkuat hubunganmu dengan Dia?

1. Healthy, Happy, Holy, 2nd ed. (Bandung, Java, Indonesia: Indonesia Publishing House), p. 25.

2. Stephen Goode, “Larson Explores Role of Faith in Health,” http://findarticles .com/p/articles/ mi_m1571/ is_48_15/ ai_58361271/ ?tag=content; col1 (accessed February 23, 2009).

3. “Happiness and Satisfaction Might Lead to Better Health,” http://www.scienced aily.com/ releases/ 2008/08/08083016143 6.htm (accessed February 24, 2009).

Gustina Waro Lisa Ricky, Bandung, West Java, Indonesia

 

Senin, 3 Mei

Logos

Tak Ada Yang Perlu Ditakutkan

Kej. 3:8−10; Maz. 118:6; Amsal. 17:22; Matt. 6:27−34; Ibr 13:6; 1 Ywohn 4:18

Akar dari Segala Penyakit (Kej. 3:8—10)

Kejatuhan Adam dan Hawa berakibat perpisahan dari Allah, sumber segala kehidupan.  Terpisah dari Tuhan,  manusia akan berada dalam kondisi yang menghancurkan dirinya sendiri.  Tubuh sempurna yang dulunya berpakaian cahaya sekarang rawan terhadap penyakit dan kesakitan.  Karakter yang baik sekarang cenderung kepada sifat yang jahat.  Dua manusia yang tadinya paling dekat dengan kesempurnaan di dunia ini, kini menyembunyikan diri mereka sendiri, menjadi malu dan takut kepada Pencipta Alam Semesta.

Dan sayangnya, Oknum yang mereka takut temui adalah satu-satunya yang dapat menyembuhkan kerusakan yang diakibatkan oleh pemenuhan nafsu sesaat.  Sementara Allah tidak berjanji akan mengusir semua penyakit atau luka yang kita temui di dunia ini, Dia berjanji untuk menghapuskan segalanya pada suatu hari nanti.  Allah lebih peduli dengan kekekalan daripada yang sementara.  Kristus bekerja di dunia ini ntuk menyaksikan bahwa kerinduanNYA adalah menyembuhkan orang secara fisik dan rohani.  Dia mati untuk menghubungkan kita kembali kepada sumber segala kehidupan—Allah sendiri.

Kejadian 3 dan pelayanan Kristus mengungkapkan hubungan erat antara tubuh dan pikiran.  Tidak lama setelah Adam dan Hawa berdosa tubuh mereka segera merasakan penderitaan sebagai akiba dosa.  Kematian sekarang merupakan hal tak terelakan.  Tetapi kepedihan yang kita alami pada saat orang yang kita kasihi meninggal menunjukan bagaimana tidak alaminya kematian itu.  Kematian tidak merupakan rencana awal Allah.  Kehidupan rohani kita, hubungan yang kita punyai dengan Allah, erat berhubungan dengan kesehatan fisik kita.  Keduanya tidak dapat dipisahkan. Meletakan Kepercayaan pada Allah (Maz. 118:6; Matius 6:27-34; Ibrani 13:6)

Mazmur 118:6 meyakinkan kita bahwa Allah berada di sisi kita.  Tidak usah kuatir.  Karena kita mempunyai jaminan dari persekutuan Allah bila kita mengimani Dia,  tidak  usah kuatir.  Dia mendengarkan pada waktu kita berseru kepadaNYA.  Dia ada disana pada waktu kita menghadapi situasi yang paling menantang di dunia ini.

Stress dan kekuatiran telah lama dihubungkan dengan tekanan darah tinggi, masalah jantung, susah tidur, depresi, serangan kecemasan, dan pusat dari segala macam penyakit.  Ada banyak hal dalam hidup ini yang dikuatirkan: stabilitas kerja, kesehatan, cukup sandang pangan, mendapatkan pendidikan dan menyekolahkan anak-anak kita dan lainnya—daftarnya tak ada habisnya.

Tetapi dalam Matius 6:27-30, Kristus menasehatkan kita untuk tidak perlu kuatir akan hari esok atau bahkan akan kebutuhan dasar kita.  Kenapa?  Karena Allah mengendalikan segala sesuatunya.  Mempercayai DIA yang tahu hari esok dapat memberikan ktia peristirahatan dan kedamaian saat ini.  Kedamaian pikiran itu dapat meningkatkan kesehatan rohani dan fisik kita.  Kita dapat secara terus terang dan percaya akan janji-janji Allah dalam Kebijaksanaan dan Waktu- Nya (Ibrani 13:6). Hati Yang Gembira (Amsal. 17:22)

Tertawa dikatakan mempunyai sifat menyembuhkan.  Jadi beberapa rumah sakit menyewa pelawak untuk datang dan membuat pasien tertawa.  Kita tidak bisa benar-benar merasakan kesukaan tanpa kehadiran orang yang kita kasihi dan mengasihi kita.  Pada waktu kita merasakan kesukaan melalui persekutuan, kita mengalami proses penyembuhan yang datang dari membagikan iman kita dan terikat dengan orang lain.  Penyembuhan itu dinyatakan dalam bentuk tekanan darah yang menurun dan imunitas yang meningkat.  Bahkan tumor telah diketahui menciut bila ada kesukaan.  Lebih penting lagi, kesukaan melalui persekutuan menyembuhkan luka emosi dan rohani kita yang dapat mengakibatkan kita lebih banyak kesulitan lagi.1

Sebaliknya, tanpa persekutuan dan kesukaan, jantung kita lebih berdebar, dan kita lebih cenderung sembuh lebih lama, dan tentu juga secara fisik dan rohani. Tak Perlu Takut (1 Yohanes 4:18)

Dosa berakibat ketakutan.  Karena itulah Adam dan Hawa bersembunyi dari Allah di taman Eden (Kej. 3:8-10).  Sebagai manusia sering kita mengizinkan kekuatiran mengendalikan tingkah kita dan bahkan tata nilai kita.  Kita takut kematian, jadi kita mencoba untuk sehat dan terlihat semuda mungkin.  Kita takut gagal, jadi kita coba segala sesuatu dalam kekuasaan kita untuk menjadi sukses.  Kita takut miskin, jadi kita berusaha mencari keamanan keuangan.  Kita takut kegelapan jadi kita biarkan lampu menyala.  Kita takut kehilangan orang yang kita cintai, jadi kita begadang dan mengkuatirkan mereka.  Kita takut orang lain menyerang kita, jadi kita lindungi diri kita sendiri dengan tameng dan senjata.  Kita takut apa yang dipikirkan orang lain, jadi kita berusaha mengendalikan citra yang kita sampaikan kepada mereka.  Semua ketakutan ini menjauhkan kita dari pencipta.  Segala ketakutan ini menunjuk kepada kematian dan penipuan.  Alkitab mengatakan kepada kita dalam 1 Yohanes 4:18 bahwa “kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan”.  Kita tidak perlu lagi takut.

Ilmu pengetahuan menyaksikan hubungan antara iman dan penyembuhan fisik.2  Tetapi lebih dari itu, kita dapat merasakan penyembuhan kehidupan rohani kita yang akan mengalir ke semua aspek kehidupan kita.  Kasih seperti itu hanya datang dari Pencipta kita.  Perlu iman untuk percaya, tetapi  kuasa yang tak terbantahkan dalam hati yang dapat menerima kasih Allah yang sempurna.  Penyembuhan utama adalah milik kita bila kita mengizinkan Dia untuk bekerja dalam hidup kita yang hancur.  Kita dapat berhenti bersembunyi dari dosa yang menghancurkan diri kita dan mulai menghidupkan kuasa kasihNYA.

REAKSI

1. Ketakutan apa yang perlu kita berikan kepada Allah hari ini?

2. Apa yang perlu dialami oleh iman dan penyembuhan?

1. James G. Friesen et al., The Life Model: Living from the Heart Jesus Gave You (Pasadena, Calif.: Shepherd’s House, 2004), p. 23.

2. Jeffery Kluger, “The Biology of Belief,” Time, February 23, 2009, pp. 62–72.

Jill Manoukian, Avon, Indiana, U.S.A.

 

Selasa, 4 MEI

Kesaksian

Iman Yang Kekal

Amsal 17:22

 “Iman, iman yang menyelamatkan, mesti diajarkan.  Definsi iman seperti ini dalam Yesus Kristus dapat dinyatakan dalam beberapa kata.  Tindakan jiwa yang diberikan manusia seutuhnya terhadap penjagaan dan pengendalian Jesus Kristus.  Dia berpegang kepada Kristus dan Kristus berpegang dalam jiwa melalui iman sebagai yang terutama.  Orang yang percaya memberi komitmen jiwa dan tubuh kepada Allah dan dengan keyakinan dapat mengatakan, Kristus mampu untuk menjaga apa yang telah saya berikan kepadaNYA pada hari itu.  Semua yang melakukan ini akan diselamatkan kepada hidup yang kekal.  Ada kepastian bahwa jiwa yang dibasuhkan dalam darah Kristus dan berpakaikan kebenaranNYA dan berharga dipandangan Yesus.  Pikiran kita dan pengharapan kita berada di kedatangan kedua kali Tuhan kita.  Pada hari itulah pada saat Hakim dari segala hakim dibumi ini akan memberikan balasan dari kepercayaan umatNYA.”

1 Keberanian, pengharapan, iman, simpati, dan kasih, menghasilkan kesehatan dan umur panjang “Keberanian, pengharapan, iman, simpati, dan kasih, menghasilkan kesehatan dan umur panjang.  Hati yang bersyukur, roh yang gembira, menjadi kesehatan bagi tubuh dan kekuatan bagi jiwa.  Hati yang gembira adalah obat yang manjur (Amsal 17:22).  “Orang yang pikirannya tenang dan puas dalam Allah berada pada jalan kepada kesehatan”. “Kesehatan, kehidupan, dan kebahagiaan adalah hasil dari kepatuhan kepada hukum fisik yang mengatur tubuh kita.  Jika kehendak kita dan cara kita selaras dengan kehendak dan jalan Allah; jika kita melakukan apa yang disenangi Pencipta, Dia akan menjadikan manusia dalam kondisi yang baik dan mengembalikan kuasa moral, mental, dan fisik agar DIA dapat bekerja melalui kita untuk kemulianNYA.  Secara terus menerus kuasa penyembuhannya dimanifestasikan dalam tubuh kita.  Jika kita bekerjasama dengan Dia dalam pekerjaan ini, kesehatan dan kesukaan, damai dan manfaat akan didapatkan.”

2“Kerinduan dan ketertarikan kita kepada dunia mesti dihilangkan dalam kehendakNYa. Pengalaman yang menguji iman ini adalah untuk kebaikan kita.  Melaluinya akan dinyatakan apakah iman kita tulus dan benar, bersandar hanya pada firman Allah, atau apakah bergantung pada lingkungan, tidak pasti dan berobah-obah.  Iman dikuatkan oleh latihan.  Kita mesti sabar agar disempurnakan, mengingat bahwa ada janji-janji  berharga dalam Alkitab bagi mereka yang menantikan Tuhan”

1. Mind, Character, and Personality, vol. 2, p. 531.

2. Ibid., pp. 647, 648.

3. The Ministry of Healing, p. 231.

David Dane Ricky, Bandung, West Java, Indonesia

 

Rabu, 5 MEI

Bagaimana

Kebun Iman

Kej. 12:6, 7; 13:3, 4; 2 Raja 5:1–27; Matt. 9:20–22

Jika kita ingin mendapatkan kesembuhan yang sebenarnya, kita mesti menumbuhkan kebun iman.  Hal ini penting, karena iman dalam Allah dapat mempercepat penyembuhan.  Untuk menumbuhkan kebun iman, kita perlu menanam empat baris Teratai, dan akhiri di tengah-tengah, tanaman dengan satu baris Edelweiss: Iman dan tindakan mesti jalan beriringan

Baris 1 –Tuntun kami untuk mempunyai suatu hubungan dengan Allah.  Abaraham adalah bapa orang Israel.  Kemanapun dia pergi, dia membangun altar dan meberikan korban untuk menunjukan imannya kepada Allah.  Ujian utamanya mencakup pengorbanan anaknya Ishak.  Abraham lulus ujian in.  Altar Abraham menyimbolkan imannya secara khusus dalam hubungannya dengan Allah.  Jika kita berbakti kepada Allah setulus Abraham, iman kita juga akan bertumbuh.

 

Baris 2—Tuntun kami untuk mempunyai kerinduan yang membara akan Yesus.  Dalam Matius 9:20-22, Yesus menyembuhkan seorang wanita yang telah sakit selama 12 tahun.  Dia mengatakan kepada perempuan itu bahwa imannya dalam Dia telah menyembuhkannya.  Untuk datang kepada Yesus, dia memaksakan dirinya diantara orang ramai, walaupun mengetahui dengan penyakitnya membuat dia najis dan karenaya dilarang berada ditempat umum.  Itulah iman!

Baris 3—Tuntun kami untuk menjadi kuat seperti Yesus.  Setiap kali kita jatuh, kita mesti bangkit dan tetap maju.  Masalah kita membuat kita lemah hanya bila kita tidak bergantung kepada Yesus untuk menolong kita.

Baris 4—Tuntun kami untuk mematuhi semua perintah Allah.  Pengalaman Naaman dalam 2 Raja-raja 5:1—27 mengajarkan kita bahwa iman kita mesti asli, mesti ditunjukan oleh tindakan kita.  Jika Naaman tidak membasuh dirinya di sungai Yordan tujuh kali, dia tidak akan disembuhkan.  Iman dan tindakan mesti berjalan beriringan.

Baris 5 (baris tengan)—Edukasi (didik) pikiranmu untuk percaya dengan segenap hati bahwa Kristus adalah jawabnya.  “Banyak orang yang menderita permasalahan jiwa lebih dari penyakit tubuh, dan mereka tidak akan mendapatkan penyembuhan sampai mereka mau datang kepada Kristus, air hidup kehidupan.  Keluhan akan kekuatiran, kesepian, dan ketidak puasan akan berakhir.  Kesukaan yang memuaskan akan memberikan kekuatan kepada pikiran, dan kesehatan dan energi vital tubuh.”*

REAKSI

1. Bagaimana pengorbanan yang kita buat saat ini dan  secara umum, sifat keseluruhan menunjukan iman kita daripada hanya beberapa kata-kata saja?

2. Apa signifikansi dari baris tengah terhadap pendidikan pikiranku?  Apa peran pendidikan dalam pembangunan iman?  Apakah iman hanya pendidikan atau lebih besar lagi?

*Mind, Character, and Personality, vol. 2, p. 403.

Eko Tulistyawati Ricky, Bandung, West Java, Indonesia

 

Kamis, 6 MEI

Maz. 27:11–13; 116:1–10

Pendapat: Penyembuhan Kombo

Sebagian besar masa pertumbuhanku dihabiskan di India.  Dan kebanyakan dari tahun-tahun itau adalah melawan sesuatu yang tidak dapat diterangkan secara medis.  Dengan sekejap saja, dokter mendiagnosa saya sebagai kecanduan obat walaupun saya tidak pernah menyentuhnya.  Kemudian dia mengatakan kepada orang lain bahwa itu adalah satu-satunya alasan yang logis (tidak medis).  (Begitulah bagi kebanyakan konfidensilitas pasien dan sumpah Hipokrates).  Direktur pelayanan lokal ingin membawa penyembuh iman dari negara bagiannya.  Dan pada saat dewan musyawarah bertemu dengan saya di jalan, dia membujukku untuk mengakui dosa-dosaku, karena itulah yang membuatku sakit katanya.

Ditengah segala hal ini “saya berpikir”, “saya mulai mempercayai banyak desas-desus yang disebarkan oleh dokter, direktur pelayanan, dan dewan musyawarah.  Bagaimana jika Tuhan menghukumku?  Bagaimana jika saya melakukan sesuatu yang salah?  Bagaimana jika imanku tidak cukup baik? Semuanya ini terlampau hebat untuk kutanggung.

Saya teringat meminta Allah untuk melakukannya, karena obat yang mereka berikan membuatku kejang, dan dokter meresepkan Valium untuk membuatkan seperti itu sehingga saya tidak dapat menggunakan obat itu lagi.  Semuanya ini terlampau hebat untuk kutanggung.

Suatu malam pada waktu kejang itu berjangkit lagi dan ibu saya berlari memanggil ayah,  saya berdoa agar Allah dapat memegangku untuk membawaku ke rumah sakit untuk menenangkanku.  Aku memegang Alkitab dan mulai membaca.  Ajaibnya kejangku mereda.  Orang tuaku kembali dan terkagum-kagum melihatku hanya bergetar sedikit. Tetapi pada saat kami sampai di rumah sakit, kejang itu kembali, dan saya terjatuh lemas.  Dan ya dokter memberikan obat penenang.

Bertahun-tahun kemudian, seorang ahli medis menemukan bahwa dokter telah meresepkan obat yangmembuat alergi bagi tubuhku.  Itu bukan dosaku.  Bukan kecanduan obat.  Bukan kurang iman.  Hanya salah obat.

Pada waktu saya menceritakan hal ini kepada pendeta yang adalah sahabatku, dia mengatakan doa dan pembacaan Alkitab hanyalah hal kebetulan saja. Apakah itu betul?

Seberapa sering kita mengenyampingkan mujizat sebagai hal yang kebetulan saja.  Ya tetapi betul bahwa mujizat telah terjadi.  Ya, kita juga mesti melakukan bagian kita.  Dan, ya, kita mesti mendoakan semuanya.  Tetapi entah kenapa selalu ada kombinasi yang membangun kuasa itu.  Pada saat kasih karunia Allah, iman kita, dan kasih dan penjagaan orang-orang yang berada disekeliling kita dikombinasikan, kita menyadap suatu kuasa yang diluar pengertian kita.  Kemudian penyembuhanpun terjadi.

Falvo Fowler, Silver Spring, Maryland, U.S.A.

 

Jum’at, 7 MEI

Eksplorasi

Menyeluruh di Pusat

Bilangan. 21:4–9

KESIMPULAN.

Pelayanan Yesus penuh dengan cerita-cerita orang-orang yang mengalami penyembuhan melalui iman kepadaNYA.  Bahkan dalam cerita Perjanjian Lama tentang ular tembaga di tongkat melambangkan penyembuhan melalui iman kepada Yesus.  Tubuh kita—dan lingkungan kita—telah dikorupsi oleh dosa.  Hanya yang mencipta kita yang dapat membantu kita menemukan penyembuhan.  Bila kita bersandar pada kuasa dan janjiNYA, kita dapat mencegah banyak permasalahan kesehatan yang berhubungan dengan stress dan kuatir.  Allah menginginkan kita untuk mempunyai hidup yang penuh kesukaan, bebas dari rasa takut.  Dia ingin menjadi pusat dari keberadaan kita.

PERTIMBANGKAN

1.      Buatlah album ayat-ayat Alkitab tentang kesehatan dan penyembuhan. Tulislah sebuah syair dari sudut pandang orang yang telah meminta—dan tidak menerima—kesembuhan fisik dari suatu penyakit spesifik.

2.      Nyanyikan lagu “Tabib Besar ada dekat”

3.      Tuliskan jurnal doa-doamu untuk penyembuhan dalam hidupmu atau orang lain.

4.      Ciptakan suatu parodi singkat mengilustrasikan orang-orang yang datang kepada Yesus untuk penyembuhan.  Pastikan paling sedikit ada satu orang yang tidak mengalami penyembuhan yang diinginkannnya, dan tunjukan bagaimana situasi ini masih dapat menunjukan kasih karunia Allah.

5.      Tuliskn kontras antara pandangan Kristen secara menyeluruh akan kesehatan/kebugaran dan pengobatan moderen tradisional

6.      Wawancarai seorang profesional kesehatan tentang beberapa konsep dalam pelajaran minggu ini.

HUBUNGKAN:  The Ministry of Healing.

Jan W. Kuzma, Kay Kuzma, and DeWitt S. Williams, compilers, 60 Ways to Energize Your Life; Hans Diehl and Aileen Ludington, Dynamic Living or Health Power; S. I. McMillen and David E. Stern, None of These Diseases: The Bible’s Health Secrets for the 21st Century; George H. Malkmus, Why Christians Get Sick.

Sharon E. Wright, Silver Spring, Maryland, U.S.A.

Renungan :

KESEMBUHAN BAGI HATI ANDA

Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN akan mewarisi negeri. Mazmur 37:9

Satu topik yang mendominasi banyak sesi konseling Kristiani adalah topik mengenai penganiayaan. Orang-orang mencari pertolongan untuk menangani kesedihan emosional yang disebabkan oleh penganiayaan. Kita sekarang mengerti bahwa penganiayaan dapat bersifat emosional, fisik, atau psikologis. Orang yang menguasai, mendominasi dapat mengakibatkan luka-luka yang sama parahnya dengan orang yang secara fisik suka mengambil keuntungan dari orang lain.

Kehancuran yang mengikuti penganiayaan adalah kepribadian yang rusak dengan disertai oleh harga diri yang rendah, rasa bersalah dan malu. Jenis penganiayaan apa pun menyerang siapa diri kita dan, jika tidak ditangani, dapat menghalangi tujuan Allah bagi hidup kita. Mereka yang pernah dianiaya seringkali mengatakan bahwa mereka merasa tidak berharga, malu, dan tanpa tujuan. Sulit untuk membayangkan mengapa penderitaan seperti itu terjadi. Namun demikian, menyangkalnya tidak akan membantu.

Kebanyakan dari kita mengenal seseorang yang menderita sebagai akibat dari tindakan-tindakan sembrono orang lain. Kadangkala, menyembuhkan mungkin tampaknya sulit. Jika Anda pernah dianiaya dan terus-menerus bergumul secara emosional dan mental, Anda mungkin ingin bicara dengan pendeta Anda atau seorang sahabat Kristen yang dapat dipercaya. Mintalah agar ia mendengarkan lalu berdoa bersama Anda mengenai apa yang telah terjadi dalam hidup Anda. Walalupun pikiran untuk membalas dendam adalah tanggapan yang wajar, tindakan itu hanya akan mengakibatkan sakit hati yang lebih mendalam. Allah ingin membebaskan Anda. Serahkan penderitaan emosional Anda kepada-Nya, maka Ia akan menyembuhkan hati Anda.

 

-------oo000O000oo-------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar