Kamis, 25 November 2010

SS III M1 2010

Pelajaran 1

Diterjemahkan Oleh:  Victor Hutabarat
Editor: Daniel Saputra dan Yonata Bastian

 

 

 

Paulus dan Kitab Roma 

 

“Pertama-tama aku mengucap syukur kepada Allahku oleh Yesus Kristus atas kamu sekalian, sebab telah tersiar kabar tentang imanmu di seluruh dunia.(Roma 1:8)

 

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

 

           

Sabbath

26 Juni

Roma 1:1–8

Pendahuluan

Kata-kata Kuno – Kaitannya Saat Ini

 

            Paulus, rasul besar, misionaris, dan proklamator Injil Yesus, memiliki sebuah rencana dan sebuah harapan di dalam hatinya. Rencana ini adalah bahwa gereja Kristen yang telah berdiri harus menjadi sebuah peralatan yang kokoh di Roma dan menjadi gerbang penyebaran injil ke seluruh Italia dan Spanyol.

 

pesan-pesan di dalam tulisan kuno ini . . . .dapat kita terapkan di dalam kehidupan kita

 

            Zaman di mana Paulus hidup, Roma adalah kota besar terkenal sedunia, tujuan impian perjalanan bagi semua yang menjadi bagian dari kerajaan Romawi. Seringkali pelayanan Paulus berlangsung di tempat-tempat di mana Injil Kristus belum pernah dikotbahkan (Roma 15:20). Hal  ini sejalan dengan Firman yang tertulis di dalam Yesaya 52:15, "Mereka, yang belum pernah menerima berita tentang Dia, akan melihat Dia, dan mereka, yang tidak pernah mendengarnya, akan mengertinya." (Roma 15:21).    

            Lebih dari itu, sebagaimana ia memasuki Korintus, Paulus memiliki waktu untuk merenungkan rencana-rencana pelayanannya di Roma, dan di sinilah ia menuliskan surat kepada jemaat di Roma untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangannya di kemudian hari. Paulus tidak saja menulis dengan tujuan untuk membangun kerjasama dengan umat-umat Kristen di Roma, tetapi juga untuk menyatakan dengan jelas prinsip-prinsip utama dari Injil Yesus Kristus dan posisi Paulus mengenai pendiriannya antara orang-orang Yahudi dan bangsa kafir pada saat itu.

            Walaupun surat Pulus secara khusus ditulis kepada gereja Kristen di Roma, pesannya memiliki hubungan yang sangat mengherankan dengan perjalanan orang-orang Kristen saat ini. Pernyataan hitam di atas putih tersebut di dalam surat ini menjelaskan karakter dari seorang Kristen sejati yang telah dilahirkan kembali oleh air dan Roh (Yoh. 3:5).

            Kita ditunjukkan bahwa kita seharusnya “berjalan di dalam hidup yang baru” (Roma 6:4), dengan mengetahui bahwa “manusia lama” kita telah disalibkan (ayat 6). Kita diberitahukan bahwa kita dapat melakukan hal ini dengan menjadi “yakin sepenuhnya akan hal ini, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.” (Fil 1:6).

            Tidak masalah bahasa, negara, ataupun suku, terdapat pesan-pesan di dalam tulisan kuno ini yang dapat kita terapkan di dalam kehidupan kita untuk menolong kita menjadi seorang Kristen yang Paulus jelaskan di dalam Roma 1:8 “Pertama-tama aku mengucap syukur kepada Allahku oleh Yesus Kristus atas kamu sekalian, sebab telah tersiar kabar tentang imanmu di seluruh dunia”. Melalui pembacaan yang penuh doa dari pernyataan yang paling lengkap mengenai iman Paulus, ditulis dengan inspirasi dari Roh Kudus, kita dapat lebih jauh lagi membuka mata dan hati kita kepada kepenuhan hidup di dalam Yesus Kristus.

____________

1. The Acts of the Apostles, p. 373.

2. Ibid.

 

Monique Johnson, Kiev, Ukraine


Minggu

27 JUNI

 

Logos

Manusia—Kerinduan Paulus

Kisah 28:17–31; Roma 1:7; 15:14, 20–27; Efesus 1; Filipi 1:12

 

Kerinduan Kepada Manusia (Kisah 28:17–31; Roma 3:9; Roma 15)

            Banyak yang percaya bahwa Kitab Roma ditulis dari “Korintus selama kunjungan Paulus tiga bulan dalam perjalanan misionarisnya yang ketiga,”1 sebelum Paulus mengunjungi kota tersebut. Dia menuliskan kepada dua kelompok yang berbeda di Roma: para penganut agama Kristen dan orang-orang Yahudi yang berpikiran sempit. Bagaimanapun, pesannya adalah sama: “Keselamatan melalui iman di dalam Yesus Kristus”.

 

“Ketika Paulus berbicara, orang-orang mendengarkannya.”

 

            Paulus sangat berakar dengan warisan Yahudinya dan tanpa lelah menganiaya umat-mat Kristen yang mula-mula sebelum pertobatannya yang dahsyat itu. Ketika matanya terbuka yang bukan saja kepada kasih Kristus untuknya tapi juga untuk dunia, misinya meluas untuk menjangkau semua orang. Bagi Paulus, kerinduan menjangkau orang-orang di luar orang Kristen berkembang yaitu kepada bangsanya, bangsa Yahudi. Banyak orang-orang Romawi yang terikat dengan predikat menjadi umat pilihan Allah, yang diurapi, dan dipisahkan (dikuduskan).

            Lebih dari itu apa yang menjadi akhir perjalanan misionarisnya, orang-orang Yahudi menyulut keributan di Yerusalem, menuduh dia memurtadkan orang-orang dari agama Yahudi. Paulus ditangkap dan dipenjarakan. Tetapi tetap saja hatinya merasa kasihan kepada saudara-saudara Yahudinya: “Di dalam surat ini, Paulus mengungkapkan bebannya terhadap orang-orang Yahudi. Bahkan sejak pertobatannya, ia rindu untuk menolong saudara-saudara Yahudinya mendapatkan pengertian yang jelas dari kabar injil. Kerinduan hati dan doa saya kepada Allah untuk orang Israel adalah, ’supaya mereka diselamatkan.’” 2

            Sebagaimana ia mengadakan perjalanan, Paulus bersaksi dan melayani orang yang berbeda-beda. Setiap saat, dia menuntun mereka kembali, kepada rumah di surga, dan juruselamat.

 

IdeBesar (Roma 1; Roma 8; Efesus 1)

            Tidak menjadi masalah siapa saudara. Kristus mengasihimu dan mati bagimu. Paulus suka sekali membagikan pesan yang sederhana ini. Ya, terdapat perincian-perincian lebih yang dia jelaskan kepada mereka yang mau mendengarkan, tetapi pemikiran besarnya adalah sederhana: keselamatan hanya melalui Yesus Kristus. Itu adalah pemikiran yang membawa dia ke Roma. Ini adalah berita yang dikothbahkan sepanjang perjalanan misionarisnya yang terakhir. Di mana saja Paulus pergi jiwa-jiwa tertarik mendekat kepadanya karena juruselamatnya. ”Sepanjang zaman kebenaran besar mengenai pembenaran oleh iman telah berdiri mercu suar yang kokoh untuk menuntun orang-orang berdosa yang telah bertobat kepada jalan kehidupan.” 3       

            Salah satu ciri dari Paulus adalah dia memiliki hati dari seorang guru. Tidak menjadi masalah dia sedang bersama dengan siapa, dia ingin mengajar mereka, menunjukkan Yesus Kristus kepada mereka. Dia sangat menginginkan hal ini sehingga kadang dia bicara sampai berjam-jam lamanya – kadang sampai larut tengah malam – hanya untuk menjelaskan buah pemikiran yang besar ini: kasih Allah yang tidak pernah mati kepada kita.              

            Buku Roma sarat hubungannya dengan kitab Perjanjian Lama. Dengan pendekatan kepada akar Yahudinya, Paulus berkembang dalam menghubungkan sejarah dari saudara-sudaranya dengan iman kepada pesan dari Yesus Kristus.

 

Pintu-pintu Terbuka (Rom. 3:21–31; Efesus 1; Filipi 1)

            Sebagai pusat dunia pada saat itu, Roma membuka pintu. Dan ketika Paulus berbicara, orang-orang mendengarkannya. Firman yang ia bagikan tentang Yesus Kristus dan keselamatan yang ditawarkan melalui darahNya menyentuh hati di manapun Paulus pergi. Di manapun dia pergi terdapat pintu-pintu yang terbuka, yang dengan jelas sekali dipersiapkan oleh Roh Kudus, melalui pelayanan kepada mereka yang rajin mendengarkan karunia keselamatan Yesus.

            Sebuah aspek penting dari buku Roma adalah pesan Paulus yang menyatakan bahwa Injil itu terbuka bagi orang-orang kafir. Di dalam suratnya kepada Jemaat di Roma, Paulus mengemukakan prinsip-prinsip agung dari injil itu. Ia nyatakan kedudukannya terhadap pertanyaan-pertanyaan yang menghasut kaum Yahudi dan gereja kafir, serta menunjukkan bahwa pengharapan dan janji-janji yang awalanya dikhususkan kepada bangsa Yahudi kini diberikan juga kepada orang kafir.” 4 Waktu adalah intinya, dan Paulus ingin memastikan bahwa ia telah membuat dirinya jelas. Terlepas dari siapa yang nantinya yang akan membaca suratnya – kelompok orang percaya di Roma sekitar tahun 61, atau saudara dan saya di abad ke-21 – satu-satunya kerinduannya adalah bahwa setiap orang yang membaca suratnya akan melihat gambaran yang gamblang mengenai keselamatan hanya melalui Kristus dan penerimaan akan Dia.

 

Pelatihan Masa Depan (Roma 16)

            Walapun kita mungkin bertanya bagaimana Paulus kenal begitu banyak orang di Roma sebelum dia berkunjung ke sana, suratnya di pasal 16 jelas: dia adalah bagian dari sebuah tim. Pelayanan Rasul Paulus mengikutsertakan bermacam-macam orang yang berjalan dan bekerja bersama-sama dengan dia – tiap orang membantu pekerjaan misi tersebut dan memperluas kabar keselamatan itu.

            Gereja di Roma (Roma 16:3-16) adalah perluasan dari timnya dan hatinya bergetar saat mengingat bagaimana ia menghabiskan waktu bersama mereka. Tetapi pelatihan dari Paulus tetap berlanjut. Ayat 17-20 seperti hati dari seorang ayah terhadap anak-anaknya, ”Waspada... hindarilah... penuh dengan sukacita ke atasmu.”

            Dan pada akhirnya, sebagaimana ia menyimpulkan suratnya kepada orang-orang percaya di Roma, ia kirimkan salam dari mereka yang sedang bekerja bersama-sama dengan dia (ayat 21-24). Sekali lagi, kata-katanya penuh dengan dorongan, pujian, dan suka cita – kata-kata dari seorang pelatih dan pencetak murid yang benar.

            Setiap kata dan tindakan Paulus terfokus kepada pengembangan pemuridan Yesus Kristus – orang-orang dipersiapkan untuk bertumbuh di dalam Yesus Kristus dan selanjutnya di dalam KerajaanNya.

 

REAKSI

1. Bagaimana kamu mengidentifikasikan kecintaannya kepada orang-orang dan hatinya kepada surga?

2. Kepastian dan dorongan apa yang Roma 1:16, 17 berikan kepadamu?

____________

1. The SDA Bible Commentary, vol. 6, p. 467.

2. The Acts of the Apostles, p. 374.

3. Ibid., p. 373.

4. Ibid.

 

Julene Duerksen-Kapao, Palmerston North, New Zealand


Senin

28 JUNI

Kesaksian

Keajaiban Kebebasan

Yoh. 8:32–36; Roma 8:1–17

           

            Di kebun binatang, kemerdekaan seekor binatang dijajah oleh sebuah kandang. Mahkluk ciptaan itu berjuang untuk bebas, walaupun ia diberi makan dan dipelihara. Sama seperti kebanyakan orang yang memiliki kerinduan untuk merdeka dari keinginan daging mereka. Tetapi hanya Yesus yang dapat melepaskan kita dari “kandang” ini. Paulus mendiskusikan persoalan keinginan daging dan karunia Allah yang menggantikannya. Kebebasan dari hukuman dosa adalah pernyataan yang seimbang di dalam Roma 8:1-17, yang ia coba jelaskan kepada jemaat di Roma. Karena daging yang penuh dosa adalah lemah, ia tidak bisa meraih tuntutan kebenaran dari hukum. Oleh karena itu penghukuman menjadi tak terlelakkan (Roma 8:1-4). Paulus selanjutnya mengatakan bahwa karunia Allah cukup untuk menyelamatkan manusia.

 

“keinginan daging itu adalah sebuah kandang di mana umat manusia terperangkap”

 

            “Di dalam perubahan yang terjadi ketika jiwa berserah kepada Kristus, ada perasaan bebas yang paling tinggi. Pengusiran dosa itu adalah tindakan dari jiwa itu sendiri. Adalah benar bahwa kita tidak memiliki kekuatan untuk membebaskan diri kita dari kendali Setan; tapi pada saat kita rindu untuk bebas dari dosa, di dalam kebutuhan kita yang paling besar, berteriaklah minta kuasa dari luar dan dari atas, kuasa yang diilhami dengan kekuatan Allah dari Roh Kudus…

            “Satu-satunya keadaan yang memungkinkan kemerdekaan manusia ialah menjadi satu dengan Kristus.”1

Kemerdekaan ini adalah satu dari banyak manfaat yang kita terima ketika kita membiarkan Yesus mengambil alih kehidupan kita yang menghasilkan begitu banyak keuntungan yang luar biasa. “Ketika Kristus memerintah di dalam hati terdapat kesucian, kemerdekaan dari dosa. Kemuliaan, kepenuhan dan kelengkapan dari rencana injil itu dipenuhi di dalam kehidupan. Penerimaan kepada Juruselamat membawa kepada pancaran kedamaian yang sempurna, kasih yang sempurna, dan kepastian yang sempurna.” 2

“Kasih yang sempurna” ini adalah manfaat dari membiarkan Yesus mengambil alih kehidupan kita, dan sepanjang Dia tetap tinggal di dalam kita, dinding keinginan daging akan rubuh. KehadiranNya di dalam hidup kita melemahkan kuasa keinginan daging itu. Kita ”tidak sedang berada dalam murka Allah; tidak ada penghukuman atas kita.” 3

Manfaat yang ketiga dari membiarkan Yesus mengambil alih hidup kita adalah bahwa kita diadopsi menjadi anggota keluarga Allah (Roma 8:14-17). “Orang berdosa harus datang kepada Kristus dengan iman, ... meletakkan dosa-dosanya di atas sang Penanggung dosa, dan menerima pengampunanNya. ... Jadi kebenaran Kristus dikenakan kepada orang berdosa yang bertobat dan percaya. Ia menjadi bagian dari keluarga raja, anak Raja sorga, ahli waris Allah, dan penerima warisan bersama-sama dengan Kristus.” 4

Ya, keinginan daging itu adalah sebuah kandang di mana umat manusia terperangkap. Tetapi Roma 8:1-17 menawarkan kepada kita kepastian akan kebebasan di dalam Kristus.

____________

1. The Desire of Ages, p. 466.

2. Messages to Young People, p. 166.

3. D. Martin Lloyd-Jones, Romans: An Exposition of Chapter 7:1–8:4: The Law—Its Functions and Limits (Edinburgh, Great Britain: Banner of Truth, 1995), p. 260.

4. Selected Messages, book 1, p. 215.

 

Andrew Opis, Sydney, New South Wales, Australia


Selasa

29 Juni

Bukti

Manusia yang Luar Biasa—Pesan dari Kehidupan yang Memberi

Roma 1:1

 

            Paulus menjelaskan dirinya sendiri di dalam buku Roma sebagai “hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah” (Roma 1:1). Dan memang begitu ia adanya. Dia dilahirkan di Tarsus, sebuah kota dekat pantai yang sekarang disebut Siria, Libanon, dan Israel. 1 Kota itu adalah pusat perdagangan dengan berbagai adat tradisi yang bercampur satu sama lainnya. Itu adalah “kota sebagai institusi yang terbaik dan secara utuh mempersatukan budaya timur dengan karakter barat”. 2 Dalam keadaan yang demikian, Paulus terbuka terhadap budaya yang berbeda-beda dan pandangan yang mendunia. Dia berbicara dalam bahasa Yunani, Aramis, dan Latin. Ia dididik oleh guru agama Yahudi dan seorang Farisi, Gamaliel. Paulus giat dalam imannya sebagai orang Yahudi, dan hasratnya yang besar dan pemikiran yang cepat membuat dia memiliki pengetahuan Kitab Suci di atas rata-rata orang seumurannya. Sehingga bahkan sebelum pertobatannya yang dramatis (Kisah 9), ia kelihatannya sudah dipilih dan dipersiapkan oleh Yesus untuk menyebarkan Injil kepada semua orang dalam hidupnya.

 

            Setelah pertobatannya, Paulus menjadi seorang yang tekun mengabarkan injil kepada orang-orang kafir dan kepada siapa saja dia berhubungan. Semangat sebagai “hamba (budak) Kristus” ini berpengaruh dalam kekristenan dan pengaruh yang ia ciptakan terhadap orang di sekitarnya sangat luar biasa. (Doulos, kata Yunani untuk budak juga diterjemahkan sebagai “pelayan”. 3)

            Tiga belas surat di dalam Perjanjian Baru ditulis oleh Paulus. Buku Roma adalah satu di antaranya, dan di dalamnya dapat ditemukan pernyataan lengkap dari berita yang dikumandangkan. 4 Surat itu ditujukan kepada orang-orang Yahudi dan kafir di Roma untuk mempersiapkan jalan bagi kunjungannya ke Spanyol (Roma 15:22-25). Di dalam surat itu, dia memaparkan kebutuhan manusia akan keselamatan dari Allah, kehidupan yang baru dalam Kristus, rencana Allah bagi orang Israel, dan tingkah laku seorang Kristen. Secara keseluruhan diulangi lagi tema dari kebenaran oleh iman – bukan oleh perbuatan.

 

REAKSI

1. Dalam cara yang bagaimanakah anda telah dipanggil oleh Allah? Talenta dan pengetahuan apa yang anda miliki sehingga anda dapat digunakan dalam pelayananNya?

2. Bagaimana kita dapat mengingat bahwa kita diselamatkan melalui iman di dalam Kristus?

____________

1. Thomas A. Davis, Romans for the Everyday Man (Washington, D.C.: Review and Herald, 1971), p.11.

2. William M. Ramsay, The Cities of St. Paul (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1949), p.88.

3. Thomas A. Davis, p. 14.

4. Special Edition Good News Bible (Canberra, Australia: Lion Publishing, 1979), pp. 1108, 1109.

 

Monique Owen, Kalamunda, Western Australia


Rabu

30 Juni

Bagaimana

Iman Yang Bercahaya

Roma 1:17;

 Efesus 1:15–23

 

            Triwulan ini kita akan belajar bahwa Paulus memiliki iman yang bersinar panjang dan luas. Jika “iman adalah… bukti dari yang tidak kelihatan,” bagaimana kita membuatnya menjadi kelihatan (Ibrani 11:1)? Yesus berkata, “Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:14-16).

            Pernahkah kamu keluar pada waktu malam yang gelap dan terpapar oleh kehangatan cahaya dari jauh? Bagaimana perasaanmu terhadap cahaya itu? Bagaimana kamu dapat menjadi seorang yang ramah seperti hangatnya cahaya perapian di malam yang dingin dan gelap? Berikut ini paling tidak ada tiga cara membuat terangmu bercahaya dan menempatkan imanmu dalam perbuatan:

 

Iman yang ditemukan adalah iman yang dibagikan

 

            Mengucap syukur. Baca Roma 1:8. Kehidupan yang penuh iman adalah percaya bahwa Allah melalui kasih karuniaNya sudah menyediakan segala kebutuhanmu. Baca Filipi 4:19. Beberapa kekayaan karunia Yesus yang telah diberikan termasuk kehidupan kekal, kasih, damai, dan kemenangan atas dosa. Kita bisa sepenuhnya menyerahkan kekhawatiran dan kesakitan kita kepadaNya dan bersyukur kepadaNya setiap saat karena Ia sudah menyediakannya bagi kita, dan karena Ia akan menyediakannya.        

            Bagikan imanmu. Ketika Martin Luther menemukan obat atas perasaan bersalah yang menyelimutinya, tidak ada satupun yang dapat mengecilkan semangatnya. Kesaksiannya yang berani tentang kasih karunia Allah berarti bahwa pancaran iman di dalam hatinya menjadi sebuah api kebangunan rohani yang menyapu dunia. Iman yang ditemukan adalah iman yang dibagikan. Minta Allah menunjukkan kepadamu bagaimana membagikan kekayaan dari pemeliharaanNya kepada orang sekitarmu.

            Tahu menempatkan hukum pada tempatnya. Hukum menunjukkan kepada kita berapa besar kita memerlukan kasih karunia Allah. Bagaimanapun juga menuruti hukum tidak akan pernah menyelamatkan kita. Hanyalah melalui kehadiran Roh Kudus di dalam kita, kita dapat menuruti hukum. Baca apa yang Paulus tuliskan tentang hal ini dalam Efesus 2:8, 9. Tanpa menghakimi sesama (Matius 7:1, 2), kita seharusnya mengajarkan mereka bahwa memiliki iman dalam Yesus dapat menyelamatkan mereka, dan bahwa Dia akan mengembalikan rupaNya di dalam diri mereka.

 

REAKSI

            1. Langkah-langkah lain apalagi yang dapat kamu ambil untuk hidup oleh iman dan menuntut kasih karunia Allah di dalam hidupmu dan kehidupan orang-orang yang setiap hari berhubungan denganmu?

            2. Jika kita diselamatkan oleh iman, bagaimana kita seharusnya menuruti hukum Allah?

 

Leesa Fletcher, Taylors Hill, Victoria, Australia


Kamis

1 Juli

Roma 3

Pendapat

Keselamatan Cuma-Cuma Untuk Semua Orang

 

            Beberapa denominasi Kristen mengajarkan bahwa untuk masuk surga seseorang harus melakukan penebusan dosa-dosa mereka. Sama seperti orang Yahudi pada saat Yesus masih ada, percaya bahwa menguduskan tradisi-tradisi dan hukum bisa memperoleh jalan mereka ke surga. Pengertian yang salah ini menghalangi mereka untuk melihat hukum tersebut sebagai hukum kasih, menghalangi untuk percaya Kristus sebagai Anak Allah, dan menghalangi mereka untuk mengakui bahwa penerimaan pengorbanan Yesus di salib sebagai milik mereka itulah yang namanya menyelamatkan seseorang.

 

“penghakiman datang mengancam di setiap gereja.”

 

            Dalam buku Roma, Paulus memberikan setiap orang gambaran yang jelas dari apa artinya diselamatkan. Dia menyatakan bahwa adalah tidak mungkin menghapus dosa-dosa kita dengan menuruti hukum atau mengikuti peraturan-peraturan dan ketetapan-ketetapan, hanya melalui kehadiran Roh Kudus hal ini menjadi mungkin. Adalah penting bagi kita untuk berserah kepada pimpinan Allah setiap hari. Keselamatan hanya dapat diperoleh melalui iman akan pengorbanan Kristus kepada kita. Jadi kita harus berhati-hati untuk tidak menghalangi iman orang lain dengan memfokuskan kepada apa yang boleh dan yang tidak boleh kita lakukan dari sebuah agama gantinya fokus kepada kabar gembira bahwa keselamatan datang melalui iman.

            Hukum-hukum dan adat istiadat Yahudi juga menghalangi orang Yahudi menerima kenyataan bahwa Kristus telah datang untuk menyelamatkan semua orang. Bangsa Yahudi percaya bahwa sebagai bangsa yang terpilih mereka adalah satu-satunya yang layak diselamatkan. Konsekuensinya mereka memandang rendah kepada semua orang di luar mereka. Kita juga dapat sesat seperti ini.

            Lagu “Does Anybody Hear Her?” melukiskan gambaran yang jelas bagaimana kita dapat lupa bahwa keselamatan adalah untuk semua orang. Lagu itu menceritakan seorang gadis kecil yang bermasalah, yang sedang mencari penerimaan, kasih, dan pengharapan di dalam gereja. Gantinya mendapatkan hal tersebut, dia menemukan bahwa “penghakiman datang mengancam di setiap gereja,” dengan “pandangan yang sombong dari orang-orang yang tinggi hati” yang “tidak dapat melihat catatan merahnya di masa lalu,” dan yang “bahkan belum pernah bertemu dengannya.”*  

            Kita seharusnya menerima setiap orang yang datang ke gereja yang sedang mencari sesuatu yang lebih dalam. Seharusnya kita menunjukkan kepada mereka akan hal kasih yang sejati dan pengampunan yang Allah limpahkan kepada masing-masing kita. Kita harus berhati-hati untuk tidak menghakimi mereka dalam hal penampilan, latar belakang, atau masa lalu mereka. Seharusnya kita ingat bahwa keselamatan adalah cuma-cuma kepada semua yang akan menerima Kristus.

 

REAKSI

            1. Bagaimana kamu akan menyampaikan doktrin keselamatan oleh iman kepada seorang yang belum pernah mendengar akan kebenaran ini? Mengapa kata-kata saja tidaklah cukup?

            2. Bagaimana kamu akan menyampaikan doktrin keselamatan oleh iman kepada seorang yang mungkin tidak percaya Allah atau yang tidak pernah berfikir terlalu tinggi tentang agama?

____________

*“Does Anybody Hear Her?” http://www.sing365.com/music/lyric.nsf/Does-Anybody-Hear-Her-lyrics-Casting-Crowns/9B1D3B00309E8B5A4825707700105E6A (accessed July 14, 2009).

 

Aleksandra Marek, Sydney, Australia


Jum’at

2 Juli

Dalami

Kita Semua Satu Tim

Roma 15:1–7

 

SIMPULAN

Sepanjang pelayanan rasul Paulus, kita merasakan pentingnya dari pekabaran yang disampaikan – menjadi satu di dalam keselamatan dari Kristus. Paulus adalah contoh yang hidup dari bahaya menempatkan kepercayaan manusia untuk mengikut Kristus di atas apa yang Yesus katakan yang seharusnya kita lakukan. Setelah pertobatannya yang dramatis dalam perjalanan ke Damaskus, Paulus melihat bahwa tidak ada perbedaan anatara orang Yahudi dan orang kafir, bahwa iman kita perlu dikumandangkan ke seluruh dunia. Dia memiliki pasi untuk orang-orang, dan walaupun dia sangat berakar di dalam budaya Yahudi, kekuatan dari pelayanannya adalah kecintaannya kepada semua orang, sama seperti Tuannya yang telah mengasihi semua orang ketia Ia berjalan di atas bumi.

Kita juga memiliki kesempatan untuk membagikan iman kita dengan semua orang, dari pengantar pos sampai kepada dia yang duduk di sebelah kita dalam kelas. Jangan tunggu apa-apa untuk membagikan apa yang kamu percayai. Kamu adalah bagian yang penting dari tim Yesus Kristus. Keselamatan bagi semua orang!

 

PERTIMBANGKAN

●     Bentuk sebuah kelompok teman-teman untuk mengunjungi kelompok anak muda lainnya. Temukan kesamaan apa yang kamu temukan di dalam kepercayaanmu tentang keselamatan dan kedatangan Yesus Kristus yang segera, dan buatlah rencana untuk membagikan kasihmu bagi Yesus bersama-sama.

●     Organisasikan kunjungan ke dapur umum di tempatmu untuk melayani orang yang terlantar. Mintalah Roh Kudus untuk menyediakan pembicaraan pembuka sehingga kamu dapat membagikan kasihmu akan Yesus kepada seseorang di sana.

●     Amatilah alam untuk melihat bagaimana binatang yang berbeda-beda hidup bersama dengan harmonis. Juga amatilah bagaimana mereka menjadi tidak harmonis. Hal itu juga akan memberikanmu gambaran akan keindahan rencana Allah bagi persatuan dan rencana sebaliknya yang setan perjuangkan.

●     Selidiki surat kabar terbaru baik cetak atau online untuk melihat headline apa yang para editor lebih banyak tuliskan. Apakah mengenai bagaimana orang sedang bekerja bersama-sama, atau tentang bagaimana berkelahi tentang sesuatu? Cobalah mencari artikel yang positif tentang kerjasama.

●     Tuliskan sebuah surat kepada generasi yang akan dating tentang pengalamanmu bekerja dengan orang lain untuk mengabarkan Injil. Ceritakan beberapa cerita tentang kesulitan yang kamu alami, dan bagaimana Allah telah memberikan ilham untuk mengatasi kesulitan tersebut.

●     Adakan wawancara kepada lima orang, minta mereka untuk mengartikan kata persatuan. Bagikan hasilnya dengan keluargamu atau kelas sekolah Sabatmu. Datang dengan pengertianmu sendiri dalam konteks dari Roma 15:1-7.

●     Gunakan cat air atau pensil warna, gambarkan sebuah gambar dari persatuan yang kamu pikir bahwa Paulus akan mengerti dan setuju denganmu, dalam konteks Roma 15:1-7

 

HUBUNGKAN

Max Lucado, Life Lessons: The Book of Romans (Nashville, Tenn.: W Publishing Group, 1996).

 

Stephanie Yamniuk, Winnipeg, Manitoba, Canada


Renungan :

 

ALLAH BESERTA KITA

 

Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Roma 5:1

 

Salah satu kitab yang paling instruktif mengenai kehidupan Kristiani adalah kitab Roma. Seluruh Alkitab membentuk pesan kebenaran mengenai Allah dan kehendak-Nya bagi umat manusia, namun demikian kitab Roma menawarkan tinjauan langsung ke dalam kehidupan orang percaya.

 

Rasul Paulus tidak takut membahas topik-topik seperti immoralitas. Ia sangat berterus terang mengatakan kepada kita bagaimana Allah memandang dosa dan bagaimana kita harus memandang tubuh kita.

 

Kita adalah bait Roh Kudus. Di dalam Perjanjian baru, Yerusalem adalah tempat kediaman Allah. Bait Allah berada disana, dan diantara dinding-dindingnya Roh Allah berdiam. Namun kelahiran dan kematian Yesus Kristus mengubah semua ini. Naman-Nya, Imanuel, berarti "Allah beserta kita, Allah beserta Anda."

 

Saat Anda menerima Kristus sebagai Juruselamat Anda, Allah datang untuk tinggal di dalam Anda. Tubuh Anda menjadi bait-Nya, tempat kediaman-Nya dan sebuah ruang batiniah. Memahami ini dan arti penting yang berkaitan dengannya akan membantu Anda memahami mengapa begitu penting bagi Anda untuk hidup bebas dari dosa.

 

Didalam kasih karunia dan kasih, Allah mengampuni dosa. Namun demikian, Ia ingin agar Anda senantiasa berusaha menjalani kehidupan yang murni. Saat Anda menyerah pada dosa, Anda membiarkan kegelapan masuk ke dalam ruang kudus-Nya, hati Anda. Menerima pengampunan dan kasih karunia-Nya mendatangkan pemulihan dan harapan baru. Namun demikian, yang lebih baik adalah jika Anda tetap murni di hadapan-Nya saat Anda menyembah Dia setiap hari.

 

 

 

-------oo000O000oo-------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar