Jumat, 26 November 2010

SS II M9 2010

April - Juni 2010

Pelajaran 9

Diterjemahkan Oleh:  Osvald Taroreh and Friends

Editor: Daniel Saputra dan Yonata Bastian

 

 

 

 

PERTARAKAN

 

“Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!” (Filipi 4:5).

   

 

xxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxx xxxx

 

Sabbath

22 MEI

 

1 Kor. 9:25–27

Pendahuluan

Terlampau Banyak Untuk Kebaikan

 

Teman-temannya menjuluki Rachel sebagai “Kelinci Energizer Duracell” untuk mengakui ketekunannya atas olahraga rutin yang ia lakukan. Sekarang di pertengahan usia lima puluhan, Rachel sudah merasa kuatir atas efek penuaan pada penampilan fisiknya, jadi dia berolahraga empat sampai lima jam setiap hari. Dia sudah melakukan hal ini begitu lama sehingga sekarang dia kehilangan ototnya. Pelatih pribadinya menggambarkan hasilnya: Rachel lebih terlihat kurus dengan keriput di wajah dan tubuhnya jauh daripada dulu… Di antara aerobik dan sesi latihan beban, ia mandi di gym dan mengeringkan rambut, memasang lapisan makeup. Ia terlihat bertopeng wajah mudanya, tapi di mataku dan di mata para pelatih lainnya, dia tampak seperti seorang wanita tua dengan lapisan makeup. "1

 

Bahkan kebiasaan yang sehat dapat menghancurkan

 

Kelinci pembangkit ini milik sekelompok orang yang dikategorikan sebagai maniak olahraga.2 Latihan olahraga dengan takaran sedang akan mengakibatkan penurunan berat badan dan meningkatkan kesehatan, alasan mereka bahwa latihan yang lebih besar dalam jumlah yang lebih besar akan mengakibatkan penurunan berat badan dan kesehatan yang lebih baik. Apa yang tidak mereka sadari adalah bahwa jumlah berlebihan sebenarnya merugikan. Selain mempercepat efek penuaan pada penampilan seseorang, terlalu banyak berolahraga juga dapat menyebabkan hilangnya koordinasi dan nafsu makan, sakit kepala, masalah pencernaan, dan kehilangan kemampuan untuk mencegah infeksi. Potensi efek emosional berlebihan berolahraga termasuk mudah tersinggung, apatis, depresi, sensitivitas emosional, dan mengurangi harga diri. Jadi bahkan kebiasaan sehat dapat menjadi penghancur jika mereka mengikuti tanpa kesabaran (terlalu berlebihan).

Kita cenderung berpikir tentang pertarakan terutama dalam makanan, akan tetapi hal ini sebenarnya harus diterapkan pada setiap aspek kehidupan kita. Bapa surgawi kita telah merancang kita untuk menghidupkan kehidupan yang seimbang. Ketika kita membiarkan salah satu bagian dari kehidupan kita untuk menutupi semua bagian lain, kita sedang melewati batas (keadaan yang berlebihan). Kemudian, karena tubuh kita peka telah kehilangan keseimbangan, kita mengalami fisik, mental, dan bahkan moral yang melemah.

Atlet kelas dunia tahu bahwa pengendalian diri diperlukan jika mereka berharap untuk melakukan yang terbaik dari kemampuan mereka. Setiap aspek kehidupan mereka dimonitor dengan hati-hati untuk memastikan tidak akan mengganggu pencapaian tujuan mereka. Kita juga harus berlatih pengendalian diri, memastikan bahwa kita hidup sedemikian rupa sehingga tidak akan melemahkan kemampuan kita untuk mencapai tujuan kekal kita (I Korintus 9:25-27).

____________

1. American Council on Exercise. “Fit Facts.” 2001. http://www.acefitne ss.org/fitfacts/ pdfs/fitfacts/ itemid_6. pdf. Accessed February 15, 2009.

2. Debbie Mandel “Hooked on the Pain: Exercise Addiction.” http://www.selfgrow th.com/articles/ Mandel4.html. Accessed February 15, 2009.

 

Janalee Shaw, Sykesville, Maryland, U.S.A.


Minggu

23 MEI

 

Kej. 9:20−27; Amsal. 20:1; 23:31−35; 1 Kor. 6:19; 10:31; 2 Pet. 1:5−9

Logos

Hindari Hal Buruk—Gunakan Secara Moderat Apa Yang baik

 

 

Bait Roh Kudus (I Korintus 6:19)

 

Budaya orang Korintus pada masa para rasul itu mirip dengan obsesi zaman modern atas materialisme dan kepuasan diri sendiri. Paulus berbicara mengenai banyak isu dimana orang Kristen di Korintus sedang gumuli. Kebijaksanaan konvensional saat itu mengklaim bahwa apa pun yang dilakukan dalam tubuh tidak memiliki dampak pada pengalaman spiritual dan mental seseorang. Oleh karena itu, banyak Orang di Korintus dimabukkan dan terlibat dalam roh, kegiatan tidak bermoral, dan kerakusan tanpa memikirkan akibat-akibat kekal yang dihasilkan. Seperti banyak orang saat ini, orang-orang Korintus percaya bahwa mereka bebas untuk melakukan dengan tubuh mereka sebagaimana pilihan mereka.

Paulus memohon kepada kita agar tidak tertipu oleh kepercayaan populer. Kita pada akhirnya harus mempertanggung- jawabkan kepada Tuhan untuk bagaimana kita memperlakukan tubuh yang telah Ia ciptakan dan kemudian dibeli. Oleh karena itu, adalah tugas kita untuk menjaga bait kudus ini dalam kondisi terbaik.

 

Berpegang pada Yesus Kristus. Hormatilah Ia dalam semua yang Anda lakukan

 

Dalam I Korintus 6:19 Paulus membandingkan  bait tubuh ke bait di Yerusalem. Sebagian besar dari kita melihat gereja modern sebagai tempat di mana orang menyembah Allah. Pemahaman bait (kaabah) dalam zaman Alkitab melebihi arti ini. Selain menjadi tempat di mana orang pergi untuk beribadah, Bait Allah adalah tempat Tuhan berdiam. Untuk alasan itu, seluruh bangunan itu suci. Demikian pula, adalah berdiamnya Roh Kudus di dalam hati kita adalah untuk menjaga tubuh kita. Tubuh kita adalah tidak suci, namun dikuduskan oleh Allah yang kudus yang berdiam di dalam mereka yang telah menyerahkan hidup mereka kepada-Nya.

 

Memelihara Bait (I Korintus 10:31)

 

Aplikasi yang lebih luas dari 1 Korintus 10:31 menuntun kita bagaimana orang Kristen untuk melakukan sendiri dalam segala situasi. Tidak peduli apa yang kita lakukan, kita harus melakukannya dengan cara dan semangat di mana Allah dapat dimuliakan. Dalam makan dan minum adalah penting bagi kita untuk memberi makan tubuh kita sedemikian rupa sehingga akan meningkatkan kesehatan terbaik. Selain jumlah besar informasi yang tersedia untuk hidup sehat di dunia saat ini, Advent Hari Ketujuh telah dikaruniai pesan kesehatan melalui tulisan-tulisan Ellen G. White. Pesan ini adalah terdiri dari panduan yang jelas tentang bagaimana memelihara tubuh kita sebagai sebuah bait. Jika kita sadar melakukan sesuatu yang kita yang salah, kita telah berdosa (Yakobus 4:17).

 

Kurangnya Pengendalian Diri = Seorang Kristen yang Tidak efektif (II Petrus 1:5-9)

 

Pengendalian diri, landasan dari kesederhanaan, disebutkan Petrus daftar atribut yang diperlukan untuk kehidupan Kristen yang berbuah. Selama waktu Petrus menulis daftar ini—juga dikenal sebagai "Tangga Petrus"—banyak daftar serupa yang ada. Namun, sementara semua dari mereka bersifat sementara, terfokus pada filosofi, daftar Petrus merupakan hasil dari inspirasi ilahi.
Pengendalian diri, atau kurang dari itu, berdampak pada nasib seseorang. Pengendalian diri adalah juga sebagai buah Roh (Galatia 5:22). Jika Roh Kudus berdiam di dalam seseorang, maka buah dari pengendalian diri akan jelas dalam orang itu. Tanpa pengendalian diri, pengetahuan kita tentang Kristus berarti apa-apa.

 

Hasil dari Ketidak-taatan (Kejadian 9:20-27; Amsal. 20:1; 23:31-35)

 

Alkitab mencatat akibat dari minuman beralkohol. Di balik kebijaksanaannya, Salomo menyerah pada setiap godaan nafsu yang melandanya, termasuk alkohol (Pengkhotbah 2:10). Dalam nasihatnya, ia memperingatkan untuk melawan kebodohan penggunaannya (minuman beralkohol). Dia menunjukkan bahwa dengan mengonsumsi alkohol akan mengakibatkan rasa malu dan kekerasan, dan bahwa orang di bawah pengaruhnya akan dengan mudah mengabaikan apa yang benar dan menjadi pencemooh hal-hal yang saleh. 2

Salah satu cerita paling menyedihkan dalam Alkitab terdapat dalam Kejadian 9:20-27. Berikut ini adalah cerita secara singkat dan pelajaran yang sesuai untuk kita: Nuh mabuk dan berbaring telanjang dalam kemahnya. Bagaimana hal ini sangat memalukan bagi pengkhotbah besar dari Allah, orang yang menemukan kasih karunia di mata Tuhan. Pelajaran untuk kita? Tidak peduli apa hal-hal besar yang telah dilakukan Allah bagi Anda dan melalui Anda—jangan menganggap hal ini akan mutlak membawa keselamatan untuk kita.

Ham melihat ayahnya, dan dengan banyak tawa kepada saudara-saudaranya. Ham, orang yang percaya pada apa yang Nuh khotbahkan, kini bertingkah seperti orang-orang yang mengejek Nuh ketika dia membangun bahtera. Pelajaran untuk kita? Setelah selamat tidak berarti selalu selamat. Jangan biarkan kendur perhatianmu terhadap dosa.

Sem dan Yafet mempertahankan karakter keadilan. Pelajaran kita? Tidak peduli apakah orang-orang yang memberi Anda kabar baik kemudian tergelincir dan jatuh, jangan terpeleset dan jatuh bersama mereka. Lebih jauh lagi, jika anggota yang mengajak Anda datang dalam kebenaran mulai lemah, jangan berkecil hati. Berpegang pada Yesus Kristus. Hormatilah Ia dalam semua yang Anda lakukan.

Tampaknya lebih mudah menyerah pada keinginan daging daripada untuk bertarak, untuk apa yang keinginan kita secara manusia berlawanan dengan apa yang Roh inginkan (Galatia 5:17). Untuk menjalani kehidupan yang memuliakan Allah berarti bahwa kita harus menyangkal diri kita sendiri yang berarti kenikmatan. Tuhan tidak pernah mengatakan bahwa jalan menuju keselamatan akan mudah, tapi Dia berjanji untuk membantu kita mengatasi setiap pencobaan (Mazmur 50:15).

 

REAKSI

1. Mengapa tidak aman untuk kita tergoda dalam hal-hal yang terlarang walaupun hanya dalam kadar kecil?

2. Apakah dengan bertarak berarti kita memilih untuk tidak berdosa saja? Bagaimana dengan kemungkinan- kemungkinan untuk mendapatkan terlalu banyak hal yang baik?

____________

1. Robert H. Gundry, A Survey of the New Testament (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 2003), p. 376.

2. H. D. M. Spence & Joseph S. Exell, The Pulpit Commentary, vol. 19 (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans, 1978), p. 222

3. The Seventh-day Adventist Bible Commentary, vol. 7, p. 597.

4. Ellen G. White Comments, The Seventh-day Adventist Bible Commentary, vol. 3, p. 1014.

 

Benedict Oli, Port Moresby, Papua New Guinea.


Senin

24 MEI

Kesaksian

Keinginan Memuliakan Allah

1 Kor. 10:31

 

"Allah memanggil untuk korban yang hidup, bukan yang mati atau sekarat. Ketika kita menyadari persyaratan Allah, kita akan melihat bahwa Dia menuntut kita untuk memuliakan Allah dalam tubuh kita dan roh, yang adalah milikNya. Bagaimana kita bisa melakukan hal ini ketika kita menuruti selera untuk mengalami kerusakan fisik dan turunnya kekuatan moral? Allah mensyaratkan bahwa kita menyajikan tubuh kita sebagai korban yang hidup. Sehingga tugas yang diperintahkan kepada kita adalah untuk menjaga tubuh dalam kondisi terbaik dalam kesehatan, bahwa kita dapat memenuhi persyaratan- Nya. 'Apakah karena itu kamu makan, atau minum, atau apa yang kamu lakukan, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.' "1

 

Tuhan mengharuskan umatNya menjadi bertarak dalam segala hal

 

"Setan bukan pemula dalam bisnis menghancurkan jiwa-jiwa. Dia juga tahu bahwa ia dapat menyebabkan laki-laki dan perempuan menjadi salah dalam kebiasaan makan dan minum, yang telah telah ia peroleh dalam tingkat yang besar, pengendalian pikiran dan nafsu. Pada awalnya orang makan buah-buahan di bumi, tetapi dosa dibawa kepada penggunaan daging bangkai hewan sebagai makanan. Pola makanan seperti ini bekerja secara langsung terhadap semangat perbaikan yang benar dan kemurnian moral. "2

"Tuhan mengharuskan umatNya menjadi bertarak dalam segala hal. Teladan Kristus, selama dalam puasa di padang gurun, harus mengajarkan para pengikut-Nya untuk menahan pengaruh setan ketika ia datang dengan kedok nafsu makan. Maka mereka dapat memiliki pengaruh untuk mereformasi orang-orang yang telah disesatkan oleh kegemaran, yang telah kehilangan kekuatan moral untuk mengatasi kelemahan, yang mana dosa telah merasuki mereka. Jadi, adalah mungkin bagi orang Kristen untuk mendapatkan kesehatan dan kebahagiaan secara murni, hidup teratur dan mempunyai pikiran yang jernih dan murni di hadapan Allah. "3

"Ketidak-mampuan secara fisik bukan hanya mengurangi mental tetapi kekuatan moral. Saraf otak yang berhubungan dengan keseluruhan sistem adalah sarana yang surga kehendaki untuk berkomunikasi dengan manusia, dan mempengaruhi hidup yang paling dalam. Apa pun yang menghambat sirkulasi arus komunikasi di sistem saraf, akan melemahkan kekuatan vital dan mengurangi kerentanan mental, membuat lebih sulit untuk memunculkan sifat moral. "4

 

REAKSI

1. Kenali dan daftarkan hal-hal yang dapat menghindarkanmu dari memperoleh kesehatan fisik dan agama.

2. Apa yang ditekankan Paulus dalam I Korintus 9:27? Apa yang dikatakannya sebagai hubungan pikiran dengan tubuh?

____________

1. Testimonies for the Church, vol. 2, p. 65.

2. Temperance, p. 161.

3. Ibid.

4. Education, p. 209.

 

Joy Josephine Torato, Port Moresby, Papua New Guinea


Selasa

25 MEI

Bukti

Usaha dan Keselamatan

Efe. 2:8–10

 

Di dalam Perjanjian Lama, kata kasih karunia ini diterjemahkan dari kata Ibrani ’chen’. Chen biasanya menggambarkan tindakan seseorang yang luar biasa atau menjadi seseorang yang tidak layak ditampilkan karena rasa minder. 1 Di dalam buku Efesus, Paulus menggunakan kata ‘charis’ untuk menggambarkan rahmat Allah. Suratnya kemungkinan besar merupakan surat edaran yang dialamatkan kepada orang percaya di Efesus di seluruh gereja di Ephesus. 2 Di dalamnya, ia menitik-beratkan pada dua tema: hak-hak istimewa rohani dari gereja dan tanggung-jawab gereja. Di antara hak-hak istimewa tersebut, Paulus berbicara tentang hak istimewa untuk menerima rahmat Allah.

 

Perbuatan baik adalah hasil dari keselamatan, bukan penyebabnya

 

Di dalam Efesus 2:8, 9, Paulus menunjukkan bahwa kita diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman. Itu adalah pertolongan tanpa pamrih dari Tuhan kepada kita yang memberi pengampunan atas dosa-dosa kita dan hadiah kita untuk keselamatan. Ini adalah iman kita yang percaya demikian dan memungkinkan kita untuk menerima Allah. Dalam ayat 10, Paulus menjelaskan bahwa ia juga pertolongan tanpa pamrih dari Tuhan yang memungkinkan kita untuk memecahkan kebiasaan berdosa dan hidup dalam cara yang menghormati Allah.

Namun, tidaklah cukup untuk mengakui Yesus Kristus sebagai Mesias. Bahkan setan-setan percaya hal itu; tetapi pengetahuan ini tidak menyelamatkan mereka (Yakobus 2:19). Memiliki akses ke kasih karunia Tuhan menuntut iman dari pihak orang berdosa. Iman ini tidak hanya merupakan kepercayaan abstrak. Ini juga melibatkan ketaatan.

Kita diselamatkan oleh rahmat Allah melalui iman kita kepada-Nya. Dan itu adalah anugerah Allah yang memotivasi kita untuk melakukan perbuatan baik. Kita harus ingat bahwa perbuatan baik adalah hasil dari keselamatan, bukan penyebabnya. Kepercayaan yang menerima rahmat Allah tanpa perbuatan baik adalah sia-sia (Yakobus 2:26). Iman dan tindakan bekerja bersama sehingga iman kita dibuat lengkap oleh tindakan kita.

Hanya dengan mempraktekkan cara bertarak yang cerdas tidak akan menyelamatkan siapa pun. Dasar dari keselamatan kita adalah anugerah Allah. Ini adalah kekuatan kasih-Nya bagi makhluk yang sudah jatuh dalam dosa yang menjembatani kesenjangan antara Pencipta dan anak-anak-Nya yang hilang. Ini adalah anugerah Allah yang juga menguatkan kita untuk melakukan perbuatan baik. Satu-satunya jenis iman yang menyelamatkan adalah iman yang merespon dalam ketaatan dan beruang banyak buah yang baik. Yesus membuat jelas bahwa mereka yang gagal menghasilkan buah yang baik tidak akan selamat (Matius 7:19).

 

REAKSI

                1. Jenis buah apakah yang anda hasilkan (lihat Galatia 5:16–26)?

                2. Adakah batasan pengertian mengenai pertarakan?

 

1. J. D. Douglas, New Bible Dictionary, 3rd ed. (Leicester: InterVarsity Press, 1996), p. 433.

2. Robert H. Gundry, A Survey of the New Testament, 4th ed. (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 2003), p. 423.

 

Roboam Kakap, Kokopo, Papua New Guinea


Rabu

26 MEI

Bagaimana

Pertarakan

I Korintus 10:31; II Petrus 1:5–9

 

Allah tertarik pada semua aspek kehidupan kita, termasuk kesehatan kita. Tanggung jawab kita adalah untuk menjaga tubuh kita sehingga apa pun yang kita lakukan membawa kemuliaan kepada-Nya. Kebanyakan orang berpikir tentang apa yang mereka makan dan minum ketika mereka berpikir mengenai pertarakan. Untuk banyak orang, bertarak adalah dapat mengendalikan dorongan untuk makan atau minum lebih dari apa yang cukup. Namun, pertarakan juga harus diterapkan pada aspek kehidupan lainnya, seperti menonton televisi atau film, mendengarkan musik, surfing di internet, membelanjakan uang, berpakaian, tidur, berbicara, dan bahkan berpikir.

 

Tidak seorang pun dapat memaksa orang lain untuk hidup bertarak

 

Jadi bagaimana kita bisa bertarak dalam semua yang kita lakukan, pikirkan, dan katakan? Berikut adalah beberapa petunjuk:

Prioritas. Mulai setiap hari dengan doa dan belajar Alkitab, meminta Tuhan untuk membimbing Anda melalui setiap langkah sebagai keinginanNya, sehingga Anda akan melakukan apa yang perlu Anda lakukan dan tidak buang-buang waktu untuk hal-hal yang tidak signifikan. Terlalu banyak kegiatan, bahkan kegiatan yang baik, cenderung mempengaruhi kehidupan dan memakan waktu sehingga menghabiskan lebih sedikit waktu kita dengan Tuhan. Berikan terbaik pertama dan perhatian pada hal-hal yang paling penting-hal- hal yang bernilai abadi.

Ketahui batas Anda. Ketidak-tahuan adalah alasan usang untuk zaman ini ketika informasi bisa kita dapatkan di ujung jari kita (”melalui internet”—ditambahkan). Luangkan waktu untuk belajar tentang bahaya berlebihan dalam segala hal dan segala sesuatu yang Anda lakukan. Kita akan bertanggung jawab pada hari penghakiman untuk mengetahui apa yang benar tetapi tidak melakukannya.

Menyusun rencana waktu atau jadwal. Anda tidak perlu mengikuti secara ketat itu, tetapi jadwal dapat menjadi panduan tentang bagaimana untuk menghabiskan waktu Anda melakukan hal-hal yang perlu Anda lakukan dalam hitungan hari, minggu, bulan, dan tahun.

Bertanggung- jawab. Kesederhanaan adalah pilihan masing-masing dari kita harus membuat kami sendiri. Tidak seorang pun dapat memaksa salah satu untuk menjadi bertarak. Rajin dalam segala yang Anda lakukan, pikirkan, dan katakan untuk kebaikanmu sendiri, tetapi lebih dari itu, untuk kemuliaan Allah.

 

REAKSI

1. Pada hal-hal apakah dalam hidupmu engkau harus lebih bertarak?

2. Sebagaimana dalam II Petrus 1:5-9, tanyakan dirimu sendiri bagaimana prinsip-prinsip pertarakan dapat diaplikasikan?

3. Aktifitas apa sajakah yang sekarang terlalu banyak engkau lakukan dibandingkan meluangkan waktu dengan Tuhan?

4. Bagaimana dapat sebuah kehidupan yang bertarak dapat memulikan Tuhan?

 

Vanessa Geita, Madang, Papua New Guinea


Kamis

20 MEI

Amsal 23:31, 32

Pendapat

“Kesukaan Terlarang”

 

"Laura Catagena meninggalkan pendingin ruangan, karir, dan seks… tetapi kehidupan kota yang menyenangkan membuatnya makin sukar baginya untuk hidup sebagaimana yang Yesus inginkan,” demikian The Washington Post Magazine menempatkan kisahnya di sampul depan edisi 25 Januari 2009. Dalam tulisan utama, “Tantangan Dengan Kehidupang yang Suci” (The Trouble With Saintliness) , Johnson Darragh menggambarkan perjuangan Laura untuk menghidupkan kehidupan bertarak dan berusaha menolak godaan kesenangan duniawi yang terlarang.

 

Penjara penuh dengan orang-orang yang melewati batas karena tidak bisa mengendalikan diri

 

Bagi banyak orang, kata “pertarakan” memiliki daftar artian yang panjang menyangkut apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Seringkali bayangan kesederhanaan hidup di awal abad ke-20 dengan adanya poster-poster dan undang-undang yang melarang penjualan alkohol. Menghidupkan kehidupan bertarak sering digambarkan sebagai keberadaan yang membosankan di mana dikatakan hal ini merampas kenikmatan hidup. Pada kenyataannya, tidak ada yang bisa lebih jauh dari kebenaran.

Sementara pertarakan tentu berarti "pantang dari minuman beralkohol," 1 itu juga berarti "pengontrolan atau pengendalian diri dalam tindakan, pernyataan;. .. pengendalian diri. " 2 Ini adalah "sikap untuk menghindari hal-hal yang terlalu berlebihan."3 Itu berarti memilih apa yang terbaik, terlepas dari godaan dan lingkungan sekitar. Ketika datang untuk menjalani kehidupan yang sukses atau gagal, sering pertarakan yang membedakan di antara keduanya. Penjara penuh dengan orang-orang yang melewati batas karena tidak bisa mengendalikan diri. Di lain pihak, orang-orang yang sukses telah belajar bahwa pengendalian diri—pertarakan—adalah jalan yang membawa mereka menuju kesuksesan.

Thomas Yellich, seorang filantropi profesional, mengatakan, "Masyarakat kita didasarkan pada konsumsi… lebih banyak makanan, lebih banyak obat-obatan, lebih banyak seks, hanya lebih dari segala sesuatu tampaknya apa yang akan membuat kita semua bahagia pada akhirnya. Hanya saja, itu tidak benar. Belajar mengendalikan diri, disiplin, batasan-batasan, dan tanggung jawab dan tidak hanya akan menjadi orang yang lebih baik, Anda akan menjadi bahagia." 4

Ironi dari "kesenangan- kesenangan terlarang" adalah bahwa sementara saat awal mungkin akan memuaskan, hasilnya adalah kehancuran kekal. Alih-alih memberikan kebebasan dan kebahagiaan, hal-hal yang berlebihan hanya memberikan yang sebaliknya—rantai dan kesengsaraan. Baca Amsal 23:31, 32.

Untuk bertarak adalah dengan menggunakan pikiran yang Allah telah berikan kepadamu, mengenali kenikmatan sesaat terlarang itu tidak membawa kebahagiaan abadi.

____________

1. “temperance.” The American Heritage® Dictionary of the English Language, Fourth Edition. Houghton Mifflin Company, 2004.

2. “temperance.” Dictionary.com Unabridged (v. 1.1). Random House, Inc.

3. “temperance.” WordNet® 3.0. Princeton University.

4. Thomas Yellich, Creative Capitalism—A Conversation,”http://creativecapi talism.typepad. com/creative_ capitalism/ 2008/06/bill- gates-crea. html#comment- 12-633912

 

Gina Renee Wahlen, Silver Spring, Maryland, U.S.A.


Jum’at

21 MEI

Eksplorasi

Dibawah Kendali

Amsal 25:28; I Korintus 10:31; Galatia 5:22, 23; Kolose 3:12; II Petrus 1:5

 

SIMPULAN.

Alam kita yang jatuh terus-menerus mendorong kita untuk memuaskan hasrat kita tanpa menahan diri. Seringkali hasilnya disesalkan. Masyarakat kita diganggu dengan kegemukan, gemar akan minumal beralkohol, dan kecanduan obat, menunjukkan dengan jelas bahwa kita menuai apa yang kita tabur. Sebagai orang Kristen, kita tidak kebal terhadap kepuasan diri sendiri. Kita bisa memanjakan diri sendiri dengan waktu kita, tubuh kita, dan dengan sumber daya lain seperti bakat dan uang. Kita mungkin bahkan merangkul kelebihan dalam nama "tujuan baik." Model Allah bagi kita adalah salah satu keseimbangan dalam segala sesuatu yang kita lakukan. Hanya dalam hidup hidup seimbang bisa kita memuliakan Tuhan dan menemukan kepuasan sejati.

 

PERTIMBANGKAN

 

·         Merancang logo untuk sebuah acara pertarakan. Pertimbangkan untuk mengubah citra negatif pertarakan yang sering dipakai.

·         Menyusun kegiatan sehari-hari Anda selama satu minggu. Menganalisis hasil anda untuk mencari tahu apakah setiap wilayah dalam hidup Anda membayangi lain.

·         Mengulang Lukas 9:23. E-mail hafalan Anda ke beberapa teman dan meminta mereka apa artinya bagi mereka.

·         Berjalan-jalan di taman terdekat. Kumpulkan contoh-contoh di alam di mana Anda dapat mengamati pertarakan atau keseimbangan.

·         Menulis artikel tentang pertarakan untuk koran sekolah Anda atau buletin gereja. Menggunakan I Korintus 10:31 sebagai dasar tulisan.

·         Membuat kolase dari hal-hal dalam hidup Anda yang mungkin membutuhkan pengendalian diri, seperti menonton TV, membaca, berbicara di telepon, surfing internet, mendengarkan musik, dan yang lainnya yang mungkin Anda pikirkan.

·         Menulis pernyataan "Dengan kuasa Allah, aku akan memilih apa yang terbaik terlepas dari keadaan." Letakkan itu di mana Anda dapat melihatnya setiap hari.

 

HUBUNGKAN

Prophets and Kings, pasal 39.

 

Sandra Araújo-Delgado, Apison, Tennessee, U.S.A..

 

 


Renungan :

 

KUDUS SEPERTI ALLAH

 

Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,   sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. 1 Petrus 1:15-16

 

 

Menjadi seperti Allah itu banyak gunanya! Jika Anda maha tahu, Anda tidak akan pernah harus belajar. Jika Anda maha ada, Anda dapat pergi ke sekolah dan ke tempat kerja tanpa meninggalkan tempat tidur Anda yang nyaman. Jika Anda maha kuasa, tak seorangpun dapat mengganggu Anda atau memanfaatkan anda. Allah memanggil Anda untuk menjadi seperti Dia, namun sayangnya, tidak dalam hal-hal ini. Ia ingin Anda menjadi kudus seperti Dia yang kudus.

 

Hanya umat Kristianilah yang dapat menjadi kudus. Orang-orang yang bukan umat Kristiani dapat menjadi baik dan menyenangkan, serta layak dan penuh pertimbangan, namun mereka tidak dapat menjadi kudus. Ketika Anda menerima Kristus sebagai Juruselamat Anda, Allah membersihkan jiwa Anda dan menjadikan Anda orang kudus. Anda mungkin tidak menganggap diri Anda kudus, namun Alkitab mengatakannya demikian (1 Petrus 2:9).  Ketika Anda menjadi umat Kristiani, Kristus memasuki hidup Anda dan mulai menjalani hidup-Nya di dalam Anda. Allah itu sifatnya kudus. ia suci; tak ada kejahatan di dalam Dia. ia baik; Ia berbuat menurut kebenaran dan kasih. Sekarang Kristus yang kudus tinggal di dalam Anda, Anda memiliki akses kepada kekudusan-Nya. Anda sekarang memiliki kemampuan menjadi kudus dalam hidup Anda.

 

Cara Anda memperlakukan orang lain seharusnya mencerminkan bagaimana Allah memperlakukan Anda -- dengan kasih, kesabaran, dan pengampunan. Cara Anda bertingkah laku seharusnya pantas seperti Roh Allah yang tinggal di dalam anda. Ini artinya Adna akan menghormati kehadiran Allah dalam hidup Anda dengan pilihan-pilihan yang Anda buat, dengan film yang Anda tonton, dengan buku yang Anda baca, dan dengan teman bergaul yang Anda pilih. Menjadi kudus bukanlah berusaha mengikuti seperangkat aturan moral. menjadi kudus adalah hidup sedemikian rupa yang menghormati Allah yang kudus.

 

-------oo000O000oo-------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar