Kamis, 25 November 2010

SS III M2 2010

Pelajaran 2

Sumber SSCQ (terjemahan Daniel Saputra) dan Sekolah Sabat Dewasa

 

 

 

Yahudi dan Orang Kafir

 

“sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang
oleh Yesus Kristus. (Yohanes 1:17)

 

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

 

           

Sabbath

3 Juli

Matt. 19:16–22

Pendahuluan

Kasih Sang Penebus

 

Orang - orang pertama yang bertobat kepada Kekristenan semuanya adalah orang Yahudi.dan Alkitab Perjanjian Baru tidak memberikan indikasi bahwa mereka diminta meninggalkan praktik sunat atau mengabaikan hari-hari raya Yahudi. Tetapi ketika bangsa-bangsa lain mulai menerima kekistenan, muncullah pertanyaan-pertanyaan penting. Apakah mereka harus menyerahkan diri untuk disunat? Seberapa jauhkah mereka harus memelihara hukum-hukum Yahudi lainnya? Akhirnya, sebuah rapat diadakan di Yerusalem untuk menyelesaikan masalah tersebut (Lihat Kisah 15).

Sekalipun telah dibuat keputusan oleh rapat agar tidak meresahkan mereka dari bangsa lain dengan berbagai aturan dan hukum, beberapa guru terus saja mengacaukan jemaat-jemaat dengan memaksakan agar orang-orang yang bertobat dari bangsa-bangsa lain dituntut untuk memelihara aturan-aturan serta berbagai hukum itu, termasuk sunat.

Yohanes, bagaimanapun, membantu kita untuk menempatkan ketaatan dan kasih kepada Kristus dalam hubungan yang lebih pantas. “Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat” (1 Yoh. 5:3).  Kita menurut, bukan agar selamat, tetapi karena kita mengasihi Allah.  Dan bila kita mengasihiNya, kita belajar bahwa perintahNYA itu masuk akal dan untuk kebaikan kita.

 

            Kutipan berikut membantu kita mengerti lebih baik akan motif dibalik kepatuhan dan tidak patuh: “Di sorga hukum telah dilanggar.  Dosa berasal dari pemuasan diri sendiri.  Lusifer, kerubium, ingin menjadi yang pertama di sorga.”1

            Allah mengatakan kepada Adam dan Hawa bahwa mereka boleh memakan buah pohon dalam Taman Eden kecuali buah pengetahuan baik dan jahat.  Alangkah baiknya Allah itu!  Tetapi mereka memilih untuk tidak patuh.

            Karena Dia tidak pernah berobah, Allah juga tulus dengan kita.  Perintahnya berlaku untuk semua budaya dan setiap aspek kehidupan.  Secara relatif, hanya ada sedikit dari mereka, dan mengikutinya akan benar-benar membantu kita mempunyai hidup yang lebih baik dan hubungan yang baik dengan Pencipta kita.

            Saya ingat pada masa Pathfinder (mirip dengan Pramuka) bahwa peraturan berlaku untuk setiap aktivitas—khususnya untuk track dan trail.  Tetapi bagi beberapa orang, aturan ini mengganggu.  Mereka merasa bahwa melakukan cara mereka lebih mudah.  Jadi mereka merusak tanda-tanda jejak yang melarang melewati jalan pintas. Mereka ingin lebih cepat sampai agar menjadi juara.  Nyatanya, mereka malah sampai paling akhir, karena tidak sadar akan bahaya tersembunyi bila melewati jalan pintas.  Setelah itu, pempimpin kami menjelaskan kepada kami jalan ke sorga hanya melalui Yesus dan bagaimana hukum Allah membantu kita untuk mengikuti jalan itu agar kita tidak menyimpang dan sampai pada tujuan.

            Bacalah Keluaran 20:1,3.  Apakah anda perhatikan bahwa Allah menebus orang Israel dari perbudakan dan kemudian memberi mereka hukumNYA?  “Demikian pula,  melalui injil, Kristus membebaskan kita dari perhambaan dosa (Yoh. 8:34-36; 2Pet. 2:19) agar kita dapat mematuhi hukumNYA.”2  Minggu ini, kita akan belajar lebih banyak tentang peranan Hukum Sepuluh Allah dan peranan peraturan Perjanjian Lama dan aturan yang mesti dilakukan dalam hidup kita.

____________

1. The Desire of Ages, p. 21.

2. The SDA Bible Commentary, vol. 1, p. 602.

 

Stephanie Loriezo, Taculing, Bacolod City, Philippines


Minggu

4 JULI

 

Bukti

Revolusioner setengah hati

 

Roma 4:3

 

            Pekabaran Paulus tak terpikirkan untuk beberapa alasan.  Pertama, suatu hal yang berbahaya bahwa orang Yahudi dapat ditolak sebagai umat pilihan Allah.  Kemudian adalah ide bahwa Mesias telah datang dan tidak disadari oleh mereka.  Akhirnya, pikiran bahwa penebusan dapat didasarkan pada sesuatu lain daripada penurutan hukum tampaknya suatu kemurtadan.

            Kebanyakan orang Yahudi tak akan menerima pekabaran Paulus pada tingkatan apapun.  Ini bukanlah suatu berita bagi dia.  Dalam ceritanya, kita lihat dia adalah seorang Yahudi, berjuang dengan ketiga aspek pekabarannya.  Pertama permasalahan iman.  Bacalah Filipi 3:6,7.  “Bukti mengejutkan akan kehadiran Allah dengan Martir (Stefanus) telah menuntun Saul untuk meragukan alasan dia mengejar-ngejar pengikut Yesus.”1

 

Paulus mengerti bahwa iman mesti menjadi poros

 

            Kemudian masalah iman.  Paulus telah menerima bahwa Yesus adalah Mesias. Penglihatan dalam perjalanan ke Damaskus meyakinkan dia.

            Akhirnya, adanya umat yang beriman.  Mungkin hal tersulit untuk diterima  adalah akhir dari status khusus orang Yahudi.  Hal ini menerangkan hal yang memaksany untuk kembali ke Yerusalem pada akhir pelayanannya.  Bacalah Kisah 21:13.

            Saat ini mungkin ada yang memaksa kita kembali ke perangkap Yudaisme khususnya festival/hukum upacara yang menandai korban khusus.  Belajar tentang hal itu adalah hal yang baik, tetapi menggunakannya untuk tujuan keselamatan dan untuk menyenangkan Allah merupakan hal yang berbeda.  Seperti Paulus, kita mesti memisahkan perjanjian kekal berpusat pada hukum kasih Allah dan perjanjian sekunder yang menandai pengaturan khusus dengan sekelompok orang tertentu.  Berfokus pada (1) mematuhi hukum dan (2) ritual mengakibatkan orang Yahudi menolak Raja Kasih.  Keduanya bukanlah injil.  Paulus mengerti bahwa iman mesti menjadi poros.  Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? "Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." (Roma 4:3).  Apabila orang merasa tergoda untuk kembali ke ritual Yahudi sebagai cara keselamatan, mereka perlu untuk memeriksa secara serius tulisan-tulisan Paulus, karena dia telah hidup dalam dunia Yahudi dan kafir.

 

REAKSI

Misi yang mana datang lebih dulu, Allah memanggil semua orang, atau panggilannya kepada orang Yahudi?

____________

1. The Acts of the Apostles, pp. 112, 113.

2. Ibid., p. 116.

 

Douglas Hosking, Williams Lake, British Columbia, Canada


Senin

5 JULI

Logos

Hukum Musa dan Adopsi Allah

Matt. 19:16–22; Acts 15:1–29; Gal. 1:1–12; Ibrani. 8:6

 

            Diantara praktek yang diadopsi dan dilakukan oleh umat Allah pada zaman Perjanjian Lama adalah yang ditulis dan dikenal sebagai hukum Musa.  Hukum-hukum ini, ditemukan pada buku Imamat dan Keluaran, yang mencakup peraturan tentang upacara kudus bait Allah, hukum sipil, dan hukum kesehatan.  Sunat sering dianggap sebagai bagian dari kumpulan hukum ini, walaupun jauh sebelumnya, orang Ibrani telah diinstruksikan untuk menyunat bayi lelaki sebagai peringatan akan perjanjian mereka dengan Allah (Kej. 17:1-14).  Sama seperti semua hukum Musa, sunat diterapkan oleh generasi-generasi Yahudi berikutnya.

 

Hal yang sama muncul pada waktu Paulus membawa Titus ke Yerusalem

 

Hukum Musa dan Orang Kafir yang bertobat (Kisah 15:1-29)

            Beberapa pemimpin gereja (mungkin Farisi, lihat ayat 5) percaya bahwa agar dapat diselamatkan, orang Kafir yang bertobat menjadi orang Kristen perlu disunat:  "Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan." (Kisah 15:1).  Paulus dan Barnabas sangat tidak setuju dengan hal ini, demikian pula Petrus.  Bacalah pidatonya yang luar biasa dalam ayat 7-11.  Jadi, mereka bersama orang percaya lainnya, mencari nasehat para Rasul dan panatua di gereja Yerusalem.  Setelah beberapa diskusi disimpulkan bahwa Paulus dan Barnabas, bersama beberapa anggota gereja dari Yerusalem, akan kembali ke Antiokia dengan surat yang memberikan ringkasan syarat sederhana bagi orang Kafir yang mesti dituruti.  Persyaratan ini termasuk tidak memakan makanan yang dikorbankan kepada berhala, tidak makan darah, dari binatang yang mati tercekik dan tidak melakukan immoralitas seksual” (ayat 29).  Sunat tidak termasuk dalam daftar ini.

            Hal yang sama muncul pada waktu Paulus membawa Titus ke Yerusalem. Karena Titus adalah orang Kristen Yunani, beberapa orang Kristen Yahudi disana merasa bahwa dia mesti disunat.  Sekali lagi, tentu saja, Paulus berpegang tegus kepada kepercayaan bahwa sunat tidak diperlukan untuk keselamatan (Galatia 2:1-5).

 

Pembelaan Paulus melawan Pekabaran Sesat (Galatia 1:1-12)

            Setelah perjalanan misionaris pertamanya, Paulus  melakukan perjalanan ke Galatia. Banyak orang Kristen yang percaya bahwa orang kafir yang bertobat mesti mematuhi beberapa hukum perjanjian lama seperti sunat agar dapat diselamatkan mengikutinya ke sana.  Perlakuan kukuh mereka membingungkan orang Galatia, dan sebagai akibatnya, banyak yang menjadi agak legalis dalam kepercayaan mereka.  Jadi, Paulus menulis surat kepada mereka, yang saat ini kita sebut sebagai buku Galatia.

            Di Galatia 1:4, “Paulus kembali menyatakan kebenaran besar akan Yesus, melalui korban penebusanNYA, telah menyediakan jalan keluar bagi siapapun yang menerimaNYA.  Usaha apapun untuk mendapatkan kemenangan terhadap kejahatan dunia melalui usahanya sendiri tidaklah menurut kehendak Allah . . . . . Jika orang Galatia memaksakan legalisme mereka, mereka tidak dapat berharap pada pembebasan dari dosa dan tidak juga dari penerimaan masa depan, dunia yang tanpa dosa.”1

 

Tuhan Yang Menyelamatkan (Mat. 19:16–22; Ibr. 8:6)

            Anak muda yang kaya dalam Matius 19:16-22 berfikir bahwa dia dapat diselamatkan berdasarkan perbuatan baik yang dilakukannya.  Tetapi pada waktu Kristus mengatakan untuk menjual semua yang dimilikinya dan memberikannya kepada orang miskin, dia tidak dapat melakukannya.  Hal ini menunjukan sifat mementingkan dirinya sendiri dan memperlihatkan bahwa dia benar-benar menyembah kekayaannya gantinya Allah.

            Tetapi jika kita diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman, kenapa Yesus mengatakan kepada orang muda ini untuk menurut semua hukum agar bisa mempunyai hidup kekal (ayat 17)?  “Adalah merupakah kehendak Allah bahwa manusia mesti memantulkan sifatNYA, dan sifatNYA dapat disimpulkan dalam satu kata yaitu KASIH (1 Yoh. 4:7-12).  Untuk memantulkan sifat kasih Allah, kita mesti terutama mengasihi Dia dan sesama manusia seperti diri kita sendiri . . . . Jika kita bertanya bagaiman kita menyatakan kasih kita kepada Allah dan sesama manusia, Allah memberikan kita jawabannya dalam Sepuluh Hukum (lihat Keluaran 20:3-17). . . . . . . .Orang muda itu mengaku mengasihi Allah, tetapi ujian sebenarnya dari kasih, kata Yesus, adalah ditemukan bagaimana dia memperlakukan sesama manusia . . . . . “Jika engkau mengasihiku,” kata Yesus, “turutlah perintahku” (Yoh. 14:15)”2

            Dalam versi King James, orang muda itu merujuk Yesus sebagai “Tuan yang baik” (Mat. 19:16).  Memang Dia begitu.  Dan kenapa? Dia kasih bahkan kepada orang berdosa (1Yoh. 4:8).  Dia amat mengasihi kita sehingga Dia rela mati di kayu salib untuk menyelamatkan kita.  Dia pengampun (1Yoh. 1:9).  Baik kasihNya yang tak pernah gagal dan pengampunanNYA membuat Dia layak untuk menjadi mediator (perantara) bagi umatNYA.  Bahkan sekarang, Dia bekerja sebagai mediator di sorga bagi semua orang yang menerima kasih karuniaNYA melalui iman.

            Tentang Ibrani 8:6, tertulis bahwa “Allah meminta kita membandingkan kasihNYA, janjiNya, yang diberikan dengan gratis kepada orang yang tak pantas untuk menerimanya.  Dia meminta kita untuk bergantung sepenuhnya, penuh syukur, bersukaria, dalam kebenaran yang dinyatakan bagi kita dalam Kristus.  Bagi semua yang datang kepada Allah dengan cara yang telah ditentukanNYA, Dia akan mendengarkan mereka.”3

 

REAKSI

1. Jika ada orang yang menganggap bahwa mematuhi Sepuluh Hukum berarti megharapkan keselamatan dari mematuhi hukum.  Bagaimana reaksi anda?  Ayat alkitab apa yang anda gunakan?

2. Kenapa legalisme amat menarik bagi banyak orang?

3. Bentuk legalis apa yang ada saat ini?  Selain Sepuluh Hukum, “hukum” apalagi yang dicoba orang agar selamat?

4. Kualitas lain apa yang dimiliki Yesus yang membuat Dia menjadi “Tuan Yang Baik” (Guru)?

____________

1. The SDA Bible Commentary, vol. 6, p. 938.

2. Ibid., vol. 5, p. 457.

3. Ibid., vol. 7, p. 932.

 

Job G. Minasalvas, Bacolod City, Philippines


Selasa

6 JULI

BERBAGAI HUKUM DAN ATURAN YAHUDI

Imamat 12, 16, 23

 

            Kita bisa mengelompokkan hukum-hukum Alkitab Perjanjian Lama ke dalam beberapa kategori : (1) hukum moral, (2) hukum upacara, (3) hukum sipil, (4) berbagai ketetapan dan pertimbangan, dan (5) hukum-hukum kesehatan.

Pengelompokan ini sedikit dipaksakan, karena kenyataannya, beberapa dari kategori ini berkaitan satu sama lain, dan ada cukup banyak tumpang tindih. Orang zaman dulu tidak melihat hukum-hukum itu terpisah dan berbeda.

Hukum moral dirangkum oleh Sepuluh Perintah (Keluaran 20:1-17). Hukum ini merangkum ketetapan-ketetapan moral bagi umat manusia. Kesepuluh titah ini dijabarkan dan diterapkan dalam berbagai ketetapan dan pertimbangan di seluruh lima kitab pertama Alkitab. Penjabaran-penjabaran tersebut menunjukkan apa arti memelihara hukum Allah dalam berbagai keadaan. Yang juga berkaitan adalah hukum-hukum sipil. Hukum-hukum tersebut juga didasarkan atas hukum moral. Hukum-hukum tersebut mengatur hukuman seorang warga negara dengan pemerintah sipil dan dengan sesama warga negara. Di dalamnya juga disebutkan sanksi-sanksi bagi berbagai pelanggaran.

Hukum upacara mengatur tatacara di bait suci, menguraikan berbagai macam persembahan dan tanggung jawab setiap warga negara. Hari-hari raya juga dirinci dan cara pemeliharaannya dijelaskan.
Hukum-hukum kesehatan tumpang tindih dengan hukum-hukum yang lain. Berbagai hukum yang mengatur tentang kenajisan menjelaskan arti kenajisan dalam kerangka upacara, namun lebih dari itu mencakup juga prinsip-prinsip hygienis dan kesehatan. Hukum tentang daging binatang yang haram dan halal juga disarankan atas pertimbangan-pertimbangan jasmani.

Bilamana mungkin seorang Yahudi berpikir bahwa keseluruhan hukum ini adalah sebuah paket, karena semuanya berasal dari Allah, orang itu harus membuat perbedaan-perbedaan tertentu dalam pikirannya. Sepuluh hukum itu diucapkan Allah langsung kepada umat itu. Hukum ini harus diasingkan secara khusus dan penting. Hukum-hukum yang lain diberikan melalui Musa. Tatacara dalam bait suci bisa dipelihara hanya ketika sebuah bait suci masih berfungsi.

Hukum-hukum sipil, paling tidak sebagian besar, tidak bisa lagi dipaksakan setelah orang- orang Yahudi kehilangan kemerdekaan mereka dan berada di bawah kendali sipil bangsa lain. Banyak dari ketetapan-ketetapan upacara tidak bisa lagi dipelihara setelah bait suci itu dihancurkan. Juga, setelah mesias datang, banyak dari lambang-lambang itu telah mendapat penggenapannya sehingga tidak lagi mempunyai keabsahan.

 

Rabu

july 7

 

Galatia 1:1-12

JANGAN MENANGGUNGKAN BEBAN YANG LEBIH BESAR

 

 

Baca Kisah 15: 5-29. Keputusan apakah yang diambil oleh rapat tersebut, dan apakah alasan mereka?

Keputusan itu ternyata berlawanan dengan tuntutan para penganut agama Yahudi. orang-orang ini memaksakan para petobat dari bangsa lain untuk disunat serta memelihara seluruh hukum upacara, dan agar "hukum-hukum Yahudi dan upacara-upacaranya harus dimasukkan ke dalam tatacara agama Kristen. " Ellehn G. White, Alfa dan Omega, jld. 7, hlm. 160.

Hal menarik  untuk melihat dalam ayat 10 bagaimana Petrus menyebut hukum-hukum lama ini sebagai sebuah "kuk" yang tidak sanggup mereka pikul. Akankah Tuhan, yang mentetapkan hukum-hukum tersebut, menjadikannya sebuah kuk pada umat-Nya? Tentu saja tidak. Melainkan, sudah bertahun-tahun beberapa pemimpin, melalui tradisi-tradisi lisan mereka, telah mengubah banyak hukum, yang tadinya dimaksudkan untuk menjadi berkat, justru menjadi beban. Rapat tersebut berusaha untuk mengecualikan bangsa- bangsa lain dari berbagai beban itu.

Perhatikan juga, bahwa tidak disebutkan dan tidak ada pertanyaan apakah bangsa lain tidak perlu menurut Sepuluh Firman. Lagi pula, bisakah kita mebayangkan rapat tersebut yang meminta mereka tidak makan darah, tetapi memperkenankan mereka melalaikan perintah-perintah menentang perzinaan atau pembunuhan dan sejenisnya?

Peraturan-peraturan apakah yang diwajibkan pada orang-orang percaya dari bangsa lain (Kis. 15:2, 29), dan mengapa harus hal terntentu itu?

Walaupun orang-orang percaya dari kalangan Yahudi tidak memaksakan aturan-aturan serta tradisi mereka kepada bangsa-bangsa lain, rapat itu ingin memastikan bahwa bangsa-bangsa lain tidak melakukan hal-hal yang justru menyinggung orang-orang Yahudi yang telah dipersatukan dengan mereka di dalam Yesus. Itulah sebabnya para rasul dan penatua setuju untuk memerintahkan bangsa-bangsa lain dalam sebuah surat untuk menahan diri dari daging yang telah dipersembahkan kepada berhala, dari percabulan, dari binatang yang mati dicekik, dan dari darah. Ada yang berkata bahwa karena pemeliharaan hari Sabat tidak secara rinci disebutkan,  maka hari itu bukan untuk bangsa-bangsa lain (tentu saja, perintah-perintah menentang dusta dan pembunuhan juga tidak disebutkan seara rinci, dengan demikian argumen itu omong kosong belaka).

Dapatkah kita, dalam beberapa hal, sedang meletakkan beban-beban pada banyak orang yang sebenarnya tidak penting tetapi hanya merupakan tradisi dan bukannya perintah Illahi?

 

Baca Galatian 1:1-12. Berapa seriuskah Paulus melihat isu yang sedang dihadapinya di Galatia? Apakah yang kita pelajari tentang pentingnya masalah tersebut?

Sebagaimana dinyatakan sebelumnya, situasi di Galatialah yang paling banyak mencetuskan isi surat kepada jemaat di Roma. Dalam surat kepada jemaat di Roma, Paulus lebih lanjut mengembangkan tema surat Galatia. Para penganut agama Yahudi menegaskan bahwa hukum yang telah diberikan Allah kepada mereka melalui Musa adalah penting dan harus dipelihara oleh para petobat dari bangsa lain. Paulus sedang berusaha untuk  menunjukkan tempat dan fungsi yang sebenarnya dari hukum itu.

Adalah satu hal yang terlalu sederhana untuk bertanya apakah di Kitab Galatia dan Roma, Paulus sedang berbicara tentang hukum upacara atau hukum moral. Dari tinjauan sejarahnya, argumennya adalah apakah para petobat dari bangsa lain harus diwajibkan untuk disunat dan memelihara hukum Musa ataukah tidak perlu. Rapat di Yerusalem telah menjawab pertanyaan ini, tetapi masih ada yang menolak untuk mengikuti keputusan rapat.

Ada yang membaca dalam surat-surat Paulus kepada jemaat Galatia dan Roma bukti bahwa hukum moral, sepuluh Perintah (atau, sebenarnya, hanya perintah keempat), tidak lagi berlaku bagi orang Kristen. Namun, mereka kehilangan makna pokok surat-surat itu, kehilangan konteks sejarahnya dan isu-isu yang Paulus kemukakan. Paulus, sebagaimana yang akan kita lihat, menekankan bahwa keselamatan adalah hanya oleh iman dan bukan oleh  memelihara hukum, sekalipun hukum moral - namun tidak berarti hukum moral tidak harus dipelihara. Penurutan kepada Sepuluh Perintah tidak pernah dipermasalahkan; mereka yang mempersalahkannya sedang memasukkan isu zaman sekarang ini kepada naskah Alkitab, padahal Paulus tidak membahas hal tersebut.

Apakah jawaban Anda terhadap mereka yang menuntut bahwa Sabat tidak lagi berlaku bagi orang Kristen? bagaimanakah Anda menunjukkan kebenaran Sabat sedemikian rupa tanpa tawar-menawar keutuhan Injil?


Kamis

8 Juli

Galatia 1: 8-12

Pendapat

Kacamata rohani yang berwarna

 

            Kita datang dari latar belakang keluarga yang amat beragam, negara, budaya, dan denominasi.  Sama seperti gereja yang mula-mula, kita adalah gereja yang terdiri dari “Yahudi” dan “Kafir”

            Kita menyatakan diri kita sendiri sebagai gereja yang beragam.  Tetapi, keberagaman seperti itu dapat mengakibatkan masalah.  Di negaraku, Pilipina, pengurapan pendeta secara tradisi mengenakan pakaian jas gelap dengan dasi, walaupun upacara pengurapan itu dilaksanakan di negara yang panas, musim panas yang lembab.  Sementara anggota gereja di Amerika Serikat sering mengungkapkan penghargaannya dengan bertepung tangan, anggota gereja di Mexico melambaikan tangan.  Sementara pelukan dan cium pipi kiri kanan baik pria dan wanita adalah salah satu cara untuk menyapa anggota gereja di Mexico, cara yang sama secara total tidak berterima di Pilipina.

 

menghakimi orang lain hanya berdasarkan standar budaya kita adalah tidak Kristiani

 

            Cukup menggoda untuk memandang suatu umat/gereja dari budaya yang lain melalui kacamata yang diwarnai dengan norma budaya dan tradisi kita sendiri.  Lebih parahnya, sering kita memandang kacamata seperti itu membuat kita ingin memaksakan para anggota ini untuk sesuai dengan cara kita, dan bahkan memastikan budaya ini sebagai ujian persekutuan atau suatu cara keselamatan.

            Tetapi, mengevaluasi dan menghakimi orang lain hanya berdasarkan standar budaya kita adalah tidak Kristiani.  Sementara kita sibuk menunjuk orang lain karena budaya mereka dan tradisi mereka tidak sama dengan kita, ada orang yang menderita karena menderita kelaparan fisik dna rohani.  Allah merindukan kita menghapuskan kedua lapar ini; tetapi bila kita berkelahi diantara kita tentang ketidak tepatan tradisi budaya tertentu, beberapa orang ini akan binasa.  Alkitab mengatakan, “Janganlah merasa diri lebih tinggi dari yang sebenarnya. Hendaknya kalian menilai keadaan dirimu dengan rendah hati; masing-masing menilai dirinya menurut kemampuan yang diberikan Allah kepadanya oleh karena ia percaya kepada Yesus” (Roma 12:3).  Untuk menghindari sikap merasa diri sendiri benar dibandingkan orang lain adalah merasa sadar akan kacamata berwarna kita.  Dengan rajin mempelajari Firman Allah dan melalui doa yang rendah hati, kita dapat menerima kacamata baru yang dapat memberikan kita pandangan yang lebih jelas tentang sifat kasih karunia dan keselamatanNYA yang sebenarnya.

 

Ferdinand O. Regalado, Montemorelos, Mexico


Jum’at

9 Juli

Dalami

Bermain Sesuai Aturan

Eph. 2:8, 9

 

SIMPULAN

            Untuk bergenerasi-generasi Hukum Musa mendefinisikan keberadaan orang Yahudi dan status mereka di dunia.  Hal ini mendikte tindak tanduk, sikap, dan bahkan diit mereka.  Semakin banyak aturan yang mereka dapat banggakan telah dilakukan, semakin tinggi status mereka dalam masyarakat.  Identitas mereka diikat oleh aturan-aturan ini.  Jadi pada waktu Paulus datang dan mengkhotbahkan bahwa Kristus telah menghapuskan hukum-hukum ini, banyak orang Yahudi merasa terancam.

            Orang Kristen Yahudi di Roma merasa amat sulit untuk membuang aturan-aturan yang telah mengikat mereka.  Tanpa aturan rinci yang dapat mereka lakukan untuk mengukur mereka, banyak yang merasa identitasnya dirampok.

 

PERTIMBANGKAN

·        Membuang sepasang jean favorit atau pendapat yang dipertahankan lama.  Yang mana yang lebih sulit bagi anda dan kenapa?

·        Terjemahkan Roma 2:17-21 ke bahasa lain.  Tema apa yang menjadi kunci ayat ini?

·        Pangganglah sesuatu tanpa menggunakan resep.  Kenapa baik kadang-kadang untuk mengikuti aturan-aturan (2 Kor. 3:2, 3)?

·        Buatlah daftar lima kata yang menguraikan siapa diri anda.  Cobalah ini dalam kelompok, dengan setiap orang membuat daftar bagi dirinya sendiri, dan kemudian bacalah daftar ini keras-keras.  Apakah orang lain bisa mengidentifikasi orang tersebut berdasarkan uraian ini?

·        Bacalah Imamat 19.  Hukum Musa perjanjian lama berkisar dari hal yang membebani sampai ke yang aneh, tetapi juga mencakup Kekristenan praktis.  Yang mana yang masih relevan?

·        Terjun payung dari pesawat terbang dengan suatu perusahaan yang terkenal menyediakan aktivitas tersebut.  Karena Kristus, kita menikmati kebebasan—dengan keamana akan parasut keselamatanNYA.

·        Hitunglah kira-kira jumlah generasi yang telah berlalu sejak waktu Paulus menulis kepada gereja Roma.  Bagaimana sikap kita terhadap keselamatan legalistik berobah dengan berlalunya abad?  Bagaimana tetap sama saja?

 

HUBUNGKAN.

Galatia 5:6.

Clifford Goldstein, “The Henry VIII Factor,’’ in Life Without Limits (Hagers-town, Md.: Review and Herald® Publishing Association, 2007).

 

Luan Miller, College Place, Washington, U.S.A


Renungan :

 

SIKAP MENYALAHKAN ORANG LAIN

 

Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan. Kejadian 3:12

 

 

Si Iblis itu yang membuatku melakukannya! Kalimat itu dipopulerkan dalam sebuah rutin komedi yang dibawakan oleh kemedian Flip Wilson. Ia menjadi terkenal karena meniru pesona "Geraldine" yang asing. dari waktu ke waktu, Geraldine selalu membebaskan dirinya dari segala kesalahan dalam sulapnya yang terakhir dengan kalimat yang klasik itu. Seperti kebanyakan komedi, itu lucu karena begitu mengena. Kebiasan mencari kambing hitam bukanlah sesuatu yang baru. Setelah Adam dan Hawa makan buah terlarang, hal pertama yang mereka perbuat adalah mencari seseorang yang dapat dipersalahkan. Pilihannya sedikit karena hanya merekalah penghuni Taman Eden itu, namun masing-masingpun berhasil menemukan seseorang untuk dipersalahkannya:

Adam: "Perempuan yang Kau tempatkan disisiku, dialah yang..."

Hawa: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan".

 

Upaya mereka tidak berhasil, namun tidak menghentikan generasi-generasi pendosa untuk menggunakan tipuan yang sama: "Aku tidak tahu bahwa ini dosa". "Teman-temanku yang memperdaya aku". "Orangtuaku tidak pernah mengajarkan yang mana yang benar yang mana yang salah". "Aku tidak memiliki jaringan pendukung di gerejaku". "Ini memang salah satu kelemahanku". "Semua orang juga pernah salah". Dan tentunya, kalimat klasik yang sudah kuno itu, "Si Iblis yang memaksaku!" Mencari-cari asalan atas dosa kita mungkin menghibur dalam komedi, namun sungguh merupakan suatu hambatan yang memisahkan kita dari pertobatan yang tulus. Allah tidak menerima alasan Adam, atau terkecoh oleh alasan Hawa. Mengapa kita menyia-nyiakan nafas kita untuk membela diri?

 

Ketika Allah menunjukkan dosa Anda, Anda tidak akan pernah menemukan pengampunan selama Anda menyalahkan orang lain. Anda dapat memberikan seribu satu asalan terhadap perbuatan Anda, namun hanya satu yang akan diterima Allah: "Ampunilah aku, Tuhan. Aku salah". Sungguh membebaskan ketika Anda pergi dan mengakui kesalahan Anda dan meminta pengampunan. Bayangkan betapa bedanya dunia ini jika setiap orang dari kita menerima tanggungjawab atas perilaku kita sendiri!.

 

 

-------oo000O000oo-------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar