Selasa, 27 April 2010

Lingkungan

Lingkungan


“Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya.” (Mazmur 24 : 1)


Sabbath

24 APRIL

Mazmur 24:1
Pendahuluan

Apakah Kita Bertanggung Jawab?


Botol minuman soda hijau yang kemungkinan dilemparkan dari pantai La Jolla di Kalifornia terdampar di pantai Alaska , bercampur dengan sampah-sampah lain dari Pulau Saint Lawrence di Laut Bering. * Alaska dan daerah di bagian utara lainnya retan terhadap polusi. Saat ini semakin banyak orang membuang sampah tanpa memikirkan akibatnya terhadap lingkungan. Saat saya menceritakan sampah botol soda hijau itu pada teman asrama saya, ia berkata, “Kasihan para beruang kutub.” Bukan hanya beruang kutub yang patut dikasihani, kita juga patut dikasihani. Hewan-hewan itu menderita karena kecerobohan kita. Setelah begitu banyak tindakan berbahaya yang kita lakukan, bumi masih saja menyediakan kebutuhan alami kita.

Beruang kutub layak mendapatkan tempat untuk tinggal

Penggunaan sumber daya alam secara sewenang-wenang akan merugikan kita. Para ilmuwan memperkirakan cadangan makanan dan air akan menipis dalam waktu yang tidak lama lagi. Mereka mengatakan kita harus berhemat menggunakan air, membeli lebih sedikit makanan, dan melestarikan sumber daya alam dengan mendaur ulang dan tidak menggunakan kendaraan bermotor. Dalam sebuah pembicaraan di Universitas Andrew, Dr Matthew Sleeth, seorang pengamat lingkungan, mengatakan bahwa rata-rata orang dapat mengurangi setengah pemakaian bahan bakar jika ia meninggalkan mobilnya di garasi dua kali lebih banyak dari biasanya. Pelestarian tersebut bukan saja mengurangi polusi tapi juga membagi sumber daya alam kepada negara yang membutuhkannya.

Bumi ini memiliki banyak keindahan : Grand Canyon yang luar biasa, Great Barrier Reef yang mempesona, dan Gurun Sahara yang menakjubkan. Sungguh ironis jika keindahan alam itu lenyap oleh tangan-tangan ciptaan Tuhan yang paling cerdas. Tuhan menciptakan bumi untuk kita jaga. Sebagai anak-anakNya, kita bertanggungjawab merawat anugerahNya yang berharga. Saya mengambil tanggung jawab itu bukan hanya dengan menjadi warga negara yang baik, namun dengan menggunakan bahan-bahan daur ulang dan menjaga lingkungan tinggal saya bersih.

Mazmur 24: 1 menyatakan bahwa bumi ini adalah kepunyaan Tuhan. Jadi mengapa kita harus menjaganya? Kita seharusnya berkomitmen mengatur dunia ini dan segala sesuatu yang ada di dalamnya karena Ia mempercayakan kita mengambil tanggung jawab itu. Beruang kutub layak mendapatkan tempat untuk tinggal. Lingkungan kita adalah anugerah dari Tuhan. Adalah tanggung jawab kita untuk memeliharanya hingga Yesus datang kembali. Tanggung jawab inilah yang akan menjadi topik pelajaran kita minggu ini.
_________

*Yayasan Pelestarian Lingkungan Alaska . “Pencemaran di Alaska.” (diunduh 13Pebruari 2009, dari http://www.akcf. org/_attachments /pdf/events_ amp_publications /acf_dispatch
/acf_dispatch_ sum00.pdf ). Emily Helen Adams, Valley Center, California, U.S.A.


Minggu
25 APRIL

Kejadian 1−2:7; 2:18−24; 3:7, 17, 19; Mazmur 24:1; Matius. 25:34−46; Markus 2:27, 28; 3:4
Logos

Ciptaan Tuhan: Dahulu, Sekarang, dan akan Datang

Penciptaan Yang Sempurna (Kejadian 1:1–2:7; Markus 2:27, 28; 3:4)

“ Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.(Kejadian 1 : 2, 3). Mulailah keajaiban penciptaan itu. Enam hari pertama dalam sejarah bumi memvisualisasikan kemuliaan dan kasih Allah. Pemazmur berkata, “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya.” Allah mengulangi kata-kata sebelumnya saat melihat pekerjaanNya dan mengatakan, “ (kejadian 1 : 4, 10, 12, 18, 21, 25, 31). Penciptaan mencapai titik puncaknya pada hari Sabat, hari untuk bercengkrama dengan Allah dalam keindahan dunia yang diciptakanNya untuk manusia.. Hari Sabat, seperti halnya bumi, diciptakan untuk kita – cara bagi kita untuk mengenal lebih baik siapa Pencipta kita dan Penyelamat kita. Allah menyediakan peristirahatan Sabat untuk semua ciptaanNya, bukan hanya manusia (Keluaran 23 : 10 -12)

Hubungan simbiosis antara Allah dan manusia menjadi rusak

Hubungan Manusia Dengan Bumi (Kejadian 1 : 26, 28; 2:18-24; Matius 25 : 34 – 46)

Kitab. Kejadian menggambarkan hubungan Adam dan Hawa dengan ciptaan yang lainnya dalam pasal dua: “TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.” (ayat 15). Kata Ibrani mismark, berarti “tanggung jawab’, “kewajiban”, “sesuatu yang harus dijaga”. (Bilangan 18 : 3-5, 8,9) Mishmar memiliki akar yang sama dengan kata yang digunakan dalam Bilangan 18 saat Allah menggambarkan tanggung jawab orang Lewi untuk memelihara tempat kudus Allah. Saat itu Allah mengingatkan mereka bahwa tanggung jawab adalah anugerah yang berharga, sama seperti anugerah sebelumnya yang diberikan kepada Adam untuk memelihara buni. Tanggung jawab dan hak khusus menjadi penjaga bumi masih berlaku hingga saat ini. Bumi ini adalah kepunyaan Tuhan (Mazmur 24 : 1), namun Allah memberikan kita tanggung jawab yang luar biasa untuk memeliharanya (Mazmur 8 : 6-8)

Hubungan kita dengan bumi lebih jauh lagi dijelaskan dalam ayat-ayat yang berhubungan dengan penatalayanan. Yesus menjelaskan hal ini melalui beberapa perumpamaan. Dalam Matius 25 : 14-30, Ia bercerita tentang seorang tuan yang akan mengadakan perjalanan dan mempercayakan pelayan-pelayannya untuk mengelola talenta. Pelayan yang mengelola talenta dengan baik pada akhirnya memperoleh kepercayaan yang lebih besar. Kita semua memiliki kemapuan dan sumber daya yang berbeda-beda, dan Tuhan menginginkan kita melakukan apa yang kita bisa sebagai penatalayan yang baik, khusunya untuk menjaga anugerah yang diberikan kepada kita semua –bumi ini. (Lukas 13 : 42 – 48)

Dalam perikop di Matius, Yesus lebih jauh lagi bercerita tentang domba dan kambing yang akan dipisahkan berdasarkan bagaimana mereka memperlakukan mereka yang membutuhkan (Matius 25 : 34 – 46). Sekali lagi, Yesus menekankan konsep penatalayanan yang baik terhadap sumber-sumber daya yang kita miliki.

Bumi Ciptaan Allah, Tercemar Oleh Dosa (Kejadian 3)

Masuknya dosa menyebabkan kesempurnaan Allah menjadi tercemar. Keegoisan membuat kita memanfaatkan sumber daya lama di bumi tanpa memikirkan dampak negatifnya bagi lingkungan. Saat Adam dan Hawa menyadari bahwa mereka telanjang, mereka mengambil daun-daunan untuk menutupi tubuh mereka (Kejadian 3 : 7). Selanjutnya hewan pertama dikorbankan untuk diambil kulitnya sebagai penutup tubuh yang lebih permanen (kejadian 3 : 21 ). Jadi kematian adalah akibat langsung dari dosa.

Bukti dosa lebih jauh lagi dapat dilihat pada kutukan yang dialami Hawa. Allah berkata bahwa tanah akan menghasilkan semak duri dan manusia akan bersusah payah mencari makan (Kejadian 3 : 17 -19). Hubungan simbisosi antara Allah dan manusia menjadi rusak.

Umat Allah terus saja menyalahgunakan bumi. Kita tahu dalam sejarah setelah ini, bangsa Israel merusak tanah yang diberikan Allah. Perintah Allah untuk memberikan perhentian Sabat bagi tanah setiap tujuh tahun sekali diabaikan. Yeremia berkata bahwa ini adalah salah satu alasan mengapa Israel masuk ke dalam perbudakan (Yeremia 2 : 7) Saat bagsa Israel masuk dalam perbudakan, tanah akhirnya mendapatkan perhentian Sabat (2 Tawarikh 36 : 20, 21)

Kita bukan saja membahayakan bumi tetapi semua mahluk hidup yang tinggal di planet ini. Kita sekarang harus merasa kuatir tentang panas matahari yang semakin menyengat, racun asap, polusi air, zat kimia dalam makanan kita, dan masalah lingkungan lain akibat ulah manusia yang mengancam kesehatan kita.

Pemulihan

Selama kita tinggal di bumi, kita memiliki tanggung jawab sebagai orang Kristen untuk melestarikan ciptaan Tuhan semampu kita.

Meskipun Yesus akan memulihkan kembali bumi saat Ia kembali (Wahyu 21:1), kita tidak bisa menggunakannya sebagai alasan untuk mengabaikan kewajiban kita memelihara bumi saat ini. Kenyataannya, Allah menyatakan dengan jelas bahwa akan ada waktunya saat Ia memberikan penghargaan bagi mereka yang sudah melakukan perkerjaan terpuji termasuk memelihara bumi. (Mazmur 62 : 12) Ia juga secara jelas menyatakan bahwa mereka yang merusak bumi akan dihukum (Wahyu 11 : 18 )

Dalam dunia yang baru, kita akan melihat kembali ciptaan Allah yang sempurna, tidak akan pernah lagi tercemar oleh dosa. Kita akan mengatakan dengan seraphim, "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya! "(Yesaya 6 : 3)

REAKSI

1. Perubahan apa yang dapat kita lakukan dalam hidup kita sehari-hari untuk menjaga dan merawat bumi kita?

2. Dalam cara-cara apa kita masih dapat melihat kasih dan kuasa Allah yang dipantulkan dalam ciptaanNya yang tercemar oleh dosa?

Christy Yingling, Berrien Springs, Michigan, U.S.A.


Senin
26 April

Kesaksian

Memelihara Bumi Mengasihi Allah
Kejadian 1−2:7; 2:18−24

“Saat bumi muncul dari tangan Penciptanya, ia sungguh amat indah. Permukaannya penuh dengan gunung, bukit, dan dataran yang tertata harmonis dengan sungai-sunggai dan danau yang indah; bukit-bukit dan gunung-gunung tidaklah tandus dan gundul seperti halnya sekarang; batu-batu alam yang tersusun membentuk lereng yang tajam, dan dimana-mana terdapat sumber daya alam yang melimpah. Tidak ada rawa-rawa yang kering atau gurun yang kerontang. Rimbun pepohonan dan bunga-bunga yang indah menyapa setiap mata saat melihat ke segala penjuru. Pegunungan dipenuhi jenis-jenis pohon lebih dari yang ada sekarang ini. Udara, tidak tercemar oleh asap, dan terasa begitu segar dan bersih. Pemandangan yang menyejukkan mata ada di mana-mana.”1 

Alam dan wahyu sama-sama menyatakan kasih Allah.

“Alam dan wahyu sama-sama menyatakan kasih Allah. Bapa kita di surga adalah sumber kehidupan, kebijaksanaan dan kesenangan. Lihatlah keindahan alam. Pikirkanlah bagaimana mereka menyediakan kebutuhan bagi kebahagiaan manusia dan mahluk hidup yang lain. Sinar matahari dan hujan yang menghangatkan dan menyegarkan bumi, bukit dan laut dan dataran, semuanya menyatakan kasih Sang Pencipta. Allahlah yang menyediakan semua kebutuhan hidup sehari-hari bagi ciptaanNya.”2

“Saat Yesus mengajar, Ia berbicara tentang ciptaan yang dibuat oleh tanganNya sendiri, yang memiliki kualitas dan kuasa seperti Dia. Semua ciptaan dijadikan dalam kesempurnaan pada awalnya. Adam dan Hawa dan taman Eden sebagai rumah mereka penuh dengan pengetahuan dari Allah yang dijadikan oleh perintah Allah. Kebijakan berbicara pada mata dan diterima oleh hati; karena mereka berbicara dengan Allah dalam ciptaanNya. Seketika kemuliaan dari Yang Maha Tinggi dari wajah Allah hilang saat pasangan pertama itu jatuh dalam dosa. Bumi saat ini tercemar oleh dosa. . Sedikit saja keindahan yang masih tersisa. Perintah-perintah Allah tidak dihapuskan; dipahami dengan benar karena alam berbicara tentang Penciptanya.”3

REAKSI
____________

1. Patriarchs and Prophets, p. 44.

2. Steps to Christ, p. 9.

3. Christ’s Object Lessons, p. 18.

Stephanie Honrada, Berrien Springs, Michigan, U.S.A.


Selasa
27 APRIL

Kesaksian

Penatalayanan Bumi: Apa yang Allah Harapkan?
Kejadian 1:28

Apa yang dimaksud Allah saat Ia berkata kepada Adam, “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." (Kejadian 1: 28) Jelas sekali bahwa Allah menginginkan kita menghargai semua ciptaanNya meskipun kita ciptaan yang paling sempurna. Namun apakah kita harus memberikan alam prioritas lebih dibandingkan kebutuhan kita sebagai manusia? 

Allah menyuruh hambanya yang setia, Nuh untuk menebang pohon dari hutan untuk membuat bahtera.

Waktu Allah menciptakan Adam, Ia menjadikan Adam penguasa seluruh planet. Allah mengharapkan Adam dapat memerintah dengan bijaksana dan merawat apa yang sudah Allah berikan untuk melayani manusia. Namun peristiwa Kejatuhan dalam dosa membuat semuanya berubah. Manusia dan alam mulai bersaing. Alam mengalami kehilangan yang pertama saat Adam dan Hawa menggunakan daun-daun dan kulit hewan untuk pakaian saat mereka jatuh ke dalam dosa. Manusia saat ini terbiasa untuk menggunakan dan memanipulasi alam demi kepentingan mereka. Allah tidak pernah melarang tindakan ini. Dalam Kejadian 6 : 14, Allah menyuruh hambanya yang setia, Nuh untuk menebang pohon dari hutan untuk membuat bahtera, sehingga umatNya dapat selamat dari air bah yang segera akan datang. Bahkan setelah air bah surut, Nuh dan keluarganya diperbolehkan makan binatang yang halal sehingga mereka dapat bertahan hidup. Ini adalah bukti bahwa manusia boleh saja menggunakan alam untuk memenuhi kebutuhan dasar.

Allah juga menciptakan sistem persembahan korban, di mana domba yang dikorbankan melambangkan Yesus Kristus. Dalam banyak situasi, sebagaimana dalam korban bakaran (Imamat 6), korban bakaran diletakkan di atas altar dan dipersembahkan bagi Allah. Manusia mendapat perintah dari Allah untuk mengambil hidup binatang sehingga mereka dapat mengerti lebih baik pengorbanan Yesus yang akan datang. Umat Tuhan, pada kenyataannya, diperintahkan Allah untuk melakukan ini. Kita harus senantiasa mengatur alam ini dengan bijaksana, seperti yang diperintahkan Allah. Allah tidak pernah memberi kita izin untuk menyalahgunakan apa yang diciptakan oleh tangan kreatifNya. Allah dengan jelas menyatakan bahwa suatu hari Ia akan memusnahkan siapa yang memusnahkan bumi (Wahyu 11 : 18) Allah memberi kita izin untuk memanfaatkan sumber-sumber daya alam yang diberikan kepada kita dan memberi perintah yang jelas agar kita menggunakannya dengan bijaksana.

REAKSI

1. Sampai sejauh mana kita bisa menggunakan sumber-sumber alam yang ada? Haruskah kita, contohnya, memperbolehkan pengeboran minyak lepas pantai?

2. Apakah prinsip-prinsip dasar yang bisa kita gunakan untuk membatasi kegiatan memanfaatkan apa yang sudah Allah berikan dengan mengunakannya secara semena-mena?

Michael Riess, Berrien Springs, Michigan, U.S.A


Rabu
28 APRIL

Bagaimana Menghargai Alam 
Kejadian 1:26





Selama enam hari Penciptaan, Allah membuat hadiah istimewa untuk Adam dan Hawa dan keturunan mereka. Bagaimana kita memperlakukan hadiah istimewa ini? Ada dua hal yang perlu kita pikirkan :



Lihatlah keluar dan nikmatilah!.



Jangan letakkan sesuatu di ujung meja jika engkau tidak ingin sesuatu itu jatuh dan pecah. Kita harus merenungkan bahwa lingkungan itu sama berharganya dengan hidup kita. Keduanya anugerah dari Allah. Kejadian 1 : 26 menjelaskan bahwa bersama dengan hadiah tersebut adalah juga tanggung jawab untuk menjaganya. Jadi mengapa kita menelantarkan hadiah Allah untuk memuaskan keinginan kita? Kita telah mengabaikan lingkungan kita selama ratusan tahun belakangan ini. Kita telah memusnahkan banyak hutan. Kita mengalami perubahan iklim akibat menipisnya lapisan ozon. Banyak cadangan air yang tercemar. Untung saja masih ada harapan. Jika banyak orang bersedia melakukan sedikit penyesuaian – seperti menurunkan suhu ruangan saat musim dingin, mendaur ulang, mematikan lampu saat meninggalkan ruangan, dan menggunakan bahan yang ramah lingkungan dibandingkan plastik – kita pasti akan membuat perubahan.

Jangan menyimpan sesuatu di tempat yang tinggi jika hanya untuk menyimpan debu. Pernahkan engkau menerima hadiah yang engkau pikir tidak akan digunakan? Hadiah itu hanya diletakkan begitu saja sampai cuci gudang. Kita seharusnya tidak memperlakukan alam seperti ini. Alam memohon agar kita memperlakukannya dengan baik. Allah member kita alam yang luar biasa. Lihatlah keluar dan nikmatilah! Tidak harus menghabiskan banyak uang untuk melakukan perjalanan keliling dunia. Tengoklah saja taman yang ada dekat tempat tinggalmu. Bahkan jika engkau adalah seorang pelajar yang sibuk. Cobalah sejenak menikmati pemandangan alam yang ada di sekitarmu. Salah satu waktu terbaik untuk menikmati alam adalah saat hari Sabat siang. Mintalah beberapa teman untuk bersamamu berjalan-jalan di sepanjang sungai atau tempat indah apa saja yang ada di dekatmu. Lihatlah bintang-bintang saat malam. Pergi ke pantai dan rasakan butiran pasir di kakimu. Lihat apakah engkau bisa membuat janji pertemuan dengan alam setidaknya sekali dalam seminggu.



REAKSI

1. Apa hubungan antara alam dan pikiran kita?

2. Bagaimana cara kita memperlakukan lingkungan mempengaruhi hubungan kita dengan Allah?

3. Cara-cara apa yang dapat engkau pikirkan untuk menjaga alam ini sebagai hadiah dari Allah?



Raquel Molina, Berrien Springs, Michigan, U.S.A.



Kamis

29 APRIL

Kejadian 2:18–24; 3:17


Pendapat

Hukuman Alam




Saat Adam diciptakan, Allah memintanya memberi nama semua ciptaan. Mengapa Allah melakukannya? Mengapa Allah tidak menamai ciptaanNya sendiri saja? Saya percaya itu karena agar Adam memiliki penghargaan pribadi terhadap lingkungan. Ia tidak merasa takut terhadap binatang buas atau mendapatkan ancaman dari burung-burung di udara karena mereka berteman. Itu terjadi sebelum dosa, ketika dunia masih sempurna. Tidak ada ketakutan akan pemanasan global atau bencana alam. Selalu ada makanan dan iklim yang baik. Namun semuanya berubah.



Mengapa seluruh bumi dan ciptaan lain juga dihukum atas apa yang sudah kita lakukan?



Saat dosa masuk ke dunia, bukan hanya manusia yang tercemar, tetapi juga tanah yang diberikan Allah kepada kita. Dalam Kejadian 3 : 17, Allah mengutuk tanah karena Adam telah makan buah terlarang, dan sekarang dengan kerja keras ia harus menumbuhkan makanan sendiri seumur hidupnya. Mengapa seluruh bumi dan ciptaan lain juga dihukum atas apa yang sudah kita lakukan? Bumi diciptakan bagi kita untuk dinikmati namun kesenangan menikmati bumi musnah sebagai akibat dosa. Adam dan Hawa tidak bisa lagi mengambil buah langsung dari pohon-pohon yang diciptakan Allah. Mereka harus mencari makanan sendiri. Keadaan menjadi lebih buruk dan mempersulit Adam. Binatang yang seharusnya menjadi bagian dari kesenangan kita dan berperan sebagai teman sekarang digunakan tenaganya untuk bercocok tanam dan dibunuh untuk diambil dagingnya. Ini bukanlah bagian dari rencana awal Allah bagi bumi.

Dosa tidak hanya berpengaruh pada sumber-sumber daya hayati tetapi sikap kita terhadap sumber-sumber daya itu. Kita menjadi egois dan menginginkan kendaraan-kendaraan yang memicu polusi udara; kita menggunakan kantung plastik karena kita malas menggunakan kantung yang bisa didaur ulang. Ada banyak cara untuk menjaga lingkungan –namun kita tidak melakukannya.

Jika kita menghargai lingkungan hidup kita, kita sebenarnya sedang melakukan apa yang Allah perintahkan sejak awal. Tanah ini milikNya; janganlah memenuhinya dengan bungkus permen dan kaleng alumunium. Langit ini milikNya; janganlah memenuhinya dengan emisi kimia. Lihatlah keindahan yang tersisa di dunia ini dan rasakan untuk dirimu sendiri betapa berharganya semua itu.



REAKSI

1. Bagaimana cara makan kita menjadi salah satu gambaran menghargai ciptaan Allah?

2. Bagaimana engkau dapat terlibat untuk menyelamatkan lingkungan hidup? Apa saja tindakanmu sehari-hari yang bisa membahayakan lingkungan?

3. Selidikilah masalah-masalah kesehatan yang disebabkan oleh pencemaran lingkungan!



Erin Johnson, Berrien Springs, Michigan, U.S.A.



Jum’at

30 APRIL

Eksplorasi

Memerintah Dengan Hati Yang Cinta Lingkungan
Amsal 12:10





KESIMPULAN.

Setelah menciptakan dunia yang menjadi impian semua tukang kebun, Allah menempatkan manusia sebagai penguasa. Ia memberikan kita hadiah untuk dijaga, tanggung jawab untuk dihargai, dan sebuah ruang untuk diatur bukan dengan tangan besi namun dengan hati yang cinta lingkungan. Karena dosa dan keegoisan, kita gagal menjaga hubungan saling menghargai dengan lingkungan yang seharusnya menjadi tanggung jawab kita. Harga kegagalan yang harus kita bayar adalah ketidakseimbangan lingkungan hidup, beragam penyakit dan masalawoh lainnya. Kita harus berjuang keras untuk mengurangi akibat negatif yang ditimbulkan. Hari ini adalah waktu yang tepat – dan tempat dimana kita tinggal adalah tempat yang tepat – untuk memulai.



RENUNGKAN

■ Cari satu atau dua istilah yang terdapat di berita tentang lingkungan hidup, contohnya : keanekaragaman hayati, perubahan iklim, sekuestrasi, dan keberadaan jenis mahluk ruang angkasa.

■ Siapkan buku catatan tentang usaha-usaha orang Advent atau organisasi lain di lingkungan, negara, atau daerahmu untuk melindungi atau memperbaiki lingkungan.

■ Renungkan fakta yang ada di Perjanjian Lama tentang kepedulian Allah terhadap lingkungan. Apakah ada contoh yang terdapat di Perjanjian Baru? (Lihat Yohanes 6 : 12)

■ Tulislah satu atau dua paragraf tentang ‘lingkungan’ menurut pendapatmu. Apakah sebuah ruangan yang bersih? Pantai yang tidak tercemar? Atau daur ulang?

■ Buat satu daftar – atau tulislah sebuah makalah atau puisi yang menggambarkan bagaimana menyiapkan, mengiklankan, dan memakan hamburger di Eropa atau Amerika Utara dapat mempengaruhi keberadaan hutan hujan di Afrika atau Amerika Selatan.

■ Temukan – atau bila perlu, ciptakan – sebuah situs yang menunjukkan tanggung jawab orang Kristen dalam menjaga dan melindungi lingkungan.

■ Tanam pohon secara organic di taman atau di dalam pot.



HUBUNGKAN

Kidung Agung Pasal 2

Our Planet. “Whispers and Waste,” Frank A. Campbell. http://www.unep. org/OurPlanet/ imgversn/ 103/07_whisp. htm (accessed April 2, 2009).

Institute of Christian Teaching. Education Department of Seventh-day Adventists. “Expanding the Garden: A Christian’s View of Nature,” Henry A. Zuill. http://www.aiias. edu/ict/vol_ 14/014cc_ 409-427.htm (accessed April 2, 2009).



Frank A. Campbell, Ottawa, Ontario, Canada





Renungan :




BERSIKAP RAMAHLAH



Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu. Efesus 4:32





Dunia menderita kekurangan keramahan. Kita belajar kekejaman di usia dini. Ingatkah Anda akan kata-kata tajam yang Anda dengan di tempat bermain? sebenarnya wajar; orang-orang dewasa tidaklah selalu menjadi teladan yang baik. Kita mengucapkan kata-kata yang tidak baik; kita saling menuduh dengan segala macam dosa. Kita sebarkan kabar burung dan mendendam. Selama berabad-abad, dunia telah mengalami kekerasan yang tak dapat dimengerti, karena manusia menolak untuk saling memperlakukan seseama seperti yang dikehendaki Allah.



Yesus sendiri mengetahui betapa kejamnya manusia itu. ia disiksa, ditolak, dan dibunuh--semuanya demi nama Allah! Seandainya ada batasan, berapa banyak kekejaman yang harus diderita seseorang sebelum membalasnya, Yesus pasti akan melampauinya. Jika ada orang yang beralasan untuk sakit hati dan tidak mau mengampuni, Yesus lah orangnya. Namun Ia menetapkan standar bagi kita ketika Ia disalibkan di kayu salib. Setiap nafasnya membawa kesakitan yang tak terlukiskan, namun ia berseru, "Ya Bapa, ampunilah mereka" (Lukas 23:34)



Umat Kristiani seharusnya mengundang rasa ingin tahu lewat keramahan kita. Kita seharusnya menonjol sebagai orang yang dikenal suka mengampuni. Kita seharusnya bercirikan kelemah-lembutan. Kita seharusnya memiliki reputasi karena belas kasih kita. Jika kita malah dikenal karena suka bertengkar dan kejam, kita tidak layak menyebut diri kita demi nama Kristus.



Pengampunan adalah bentuk keramahan tertinggi. Adalah suatu hal biasa untuk memperlihatkan keramahan kepada orang yang ramah kepada Anda, namun adalah hal lain lagi untuk memperlihatkan keramahan kepada orang yang telah menyakiti Anda. itulah pengampunan; jika Anda dapat melakukannya, Anda mengasihi seperti Kristus mengasihi.












-------oo000O000oo-------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar